Siapakah Sesungguhnya Yudi Setiawan?

Yudi Setiawan menjadi saksi memberatkan bagi terdakwa LHI di pengadilan Tipikor.
   
Siapakah Yudi Setiawan (YS) sesungguhnya? Ia merupakan pengusaha muda asal Surabaya. Saat ini berkantor di Jl. Cipaku, Senopati, Jaksel.

Yudi Setiawan memiliki hubungan dekat dengan Andi Arief (Staf Khusus Presiden), Wisnu Agung Prasetyo (Asisten Staf Khusus).

Selain itu, Yudi Setiawan juga dekat dengan Jemmy Setiawan (Anggota DepHum DPP Demokrat), & Setiawan Purnomo (dekat dengan petinggi Polri).

Keempat orang tersebut (Andi Arief, Wisnu Agung, Jemmy Setiawan, Setiawan Purnomo) difasilitasi oleh Yudi sebuah kantor bersama di kawasan Tebet, Jakarta. Selain itu, Yudi pun memberikan mereka mobil.

Wisnu dapat Mercy CLK, Jemmy Setiawan dapat Jeep Wrangler, sementara Setiawan/Iwan dapat Nissan Teana. Mobil mewah semua!

Dari mana Yudi Setiawan punya uang sebanyak itu? Sumber dana Yudi Setiawan diduga dari hasil pembobolan Bank JaBar Banten (BJB) sebanyak 55 Miliyar.

Dana 55 M itu dipakai Yudi Setiawan untuk biaya operasional bisnis sesuai proposal yang diajukan ke BJB sbanyak 5 M.

Tapi sisanya 50 M dilenyapkan oleh Yudi Setiawan. Entah untuk apa, yang jelas tidak digunakan sebagaimana peruntukan proposal bisnisnya.

Yudi Setiawan memberi keterangan palsu lewat media masa Tempo, dll, seperti juga penuturan pengacara Yudi Setiawan melalui siaran TV. Dia coba fitnah orang2 PKS.

Yudi Setiawan mengatakan telah memberikan uang kepada LHI & Anis Matta, melalui AF. Tapi keterangan Yudi Setiawan tersebut tidak menjelaskan pemberian mobil kepada mereka.

Yudi Setiawan dan kawan-kawannya mengatur rencana2 bisnisnya di kantor DIPO ALAM (Menteri Sekretaris Kabinet). Mereka pun mengendalikan media massa.

Kawan2 Yudi Setiawan adalah orang2 yang memiliki kendali pemberitaan media massa. Maka mudah sekali mereka menyerang & memfitnah PKS.

Mereka menyebarkan informasi bahwa Yudi Setiawan telah memberi uang kepada LHI dan Anis Matta. Padahal ini bohong.

Kenyataan sesungguhnya, Yudi Setiawan dan kroni-kroninya berposko di kantor Dipo Alam (Menseskab). Yudi Setiawan adalah sumber dana bagi Dipo Alam.

Kenyataan sesungguhnya, kawan-kawan Yudi Setiawan adalah orang2 yang mengatur berita-berita kepresidenan.

Dengan ini semua, patut diduga bahwa Yudi Setiawan menghamburkan uang dari BJB itu kepada kelompok Dipo Alam untuk membentuk opini publik.

Aneh juga kalau Yudi Setiawan beri uang ke orang-orang PKS. Pasalnya backgroud Yudi Setiawan adalah penguasaha keturunan & beragama non-Muslim.

Awalnya Yudi Setiawan (Yudi Setiawan) mendapat kredit Bank Jawa Barat (BJB) berupa fasilitas stand by loan.

Fasilitas stand by loan ini diperoleh Cipta Inti Pharmindo (CIP) sbesar 250 M. Fasilitas ini untuk kegiatan project APBN & BUMN.

BJB setuju kredit lewat SP persetujuan kredit no.153/SBY-KOM/2011, 22 Juli 2011, untuk fasilitas stand by loan sebanyak 250 M.

MOU Kredit dtandatangani BJB Cab. Surabaya & PT. CIP dan ditandatangani Direktur Yudi Setiawan, komisaris Yan Gunadi, Carolina Gunadi tanggal 3 Feb 2012.

Dalam beberapa kesempatan,Yudi selalu mengatakan punya stand by loan dari BJB senilai 250 M & siap mendanai proyek2.

Yudi bertemu dengan Deni Pasha, Direktur E-Farm, yang merupakan anak perusahaan Sanghyang Seri (SHS) salah satu BUMN.

Perusahaan ini juga sedang menggarap sektor perikanan & sedang menjajaki proyek di kementrian kelautan.

Dedi Yamin & Denni Pasha dikenalkan kepada Yudi Setiawan. Seiring waktu, komunikasi berjalan & terjadi hubungan di antara mereka.

Dedi & Deni kerap presentasi proyek yang dtanganinya kepada Yudi Setiawan. Selain sektor kelautan juga bidang investasi sektor perkebunan & peternakan ayam.

Tak cukup sampai di situ, mereka juga membentuk unit usaha PT. Cipta Kelola Bersama (CKB) antara E-Farm dan Yudi.

Seiring waktu, Yudi Setiawan dan Dedi Yamin semakin dekat. Yudi Setiawan minta Dedi membuat MOU kerjasama dalam rangka persiapan Proyek Pengadaan Pakan Ikan.

MOU itu untuk proyek di Kementrian Kelautan antara Efarm & PT. Cipta Terang Abadi (CTA) yang merupakan group CIP.

Kontrak kerjasama ditandatangani oleh Yudi Setiawan & Dedi Yamin sebagai Dirut E-Farm disaksikan Hery Tryatna & Denni Pasha pada 21 Maret 2012.

Dalam permohonan tersebut, CTA butuh modal kerja untuk beli bahan baku pakan & operasional proyek sebesar 60 M.

Uang 60 M itu adalah 80% dari nilai kontrak dengan E-Farm 75,1 M. Vendor yang ditunjuk CTA sebagai suplier yakni Dana Simba, Nirwana, & Radina.

Perusahaan2 ini sudah melakukan survey khusus untuk pengadaan bahan baku pakan di beberapa daerah. Masing2 dapat PO dari CTA pada 24 April 2012.

Soal proses persetujuan pencairan fasilitas kredit ini, Radina tidak tahu bahwa BJB akan mencairkan fasilitas ini kepada Radina.

Radina tidak pernah ajukan fasilitas kredit ke BJB. Di sisi lain BJB juga tidak pernah lakukan verifikasi legalitas kantor & alamat Radina.

Pada 25 April, tiba2 ada informasi dana masuk 110 M ke rekening Radina dan Yudi Setiawan minta dikembalikan ke rekening yang dia tunjuk.

Pada 25 dan 26 April, dana tersebut seluruhnya dikembalikan melalui rekening Yudi.

Penggunaan dana itu tidak terkontrol dalam perusahaan karena yang mengetahui pengeluaran dana tersebut hanya Yudi.

Beberapa orang dekatnya yang mungkin tahu jalurnya adalah istrinya, Carolina, Akuntingnya, Hedwig Andre Lesmana, Mohammad Ikhsan &Herry Triatna.

Melihat aktivitas kegiatan Yudi Setiawan & secara fakta penggunaan uang ini banyak digunakan untuk urusan pribadi.

Selain untuk beli aset kendaraan, uang itu juga untuk proyek2 (beli tanah, ternak sapi, perkebunan singkong, pembuatan stasiun tv lokal).

Di awal, telah dijelaskan bahwa Yudi Setiawan itu dekat dengan Andi Arif, Wisnu Agung Prasetyo, Jemmy Setiawan, & Setiawan Purnomo.

Wisnu adalah salah satu orang yang pada saat penangkapan Yudi ada di apartemennya sedang menggunakan narkoba.

Namun, pada saat itu dilepaskan dan barang bukti dimanipulasi karena jaminan orang istana.

Wisnu mempunyai hubungan dengan media2 online yang sampai saat ini membantu Yudi dalam mengemas opini2 publik demi kepentingannya.

Mereka memutar balikan fakta2 di media2, terutama berkaitan dengan hubungannya dengan kasus LHI dan AF. Mereka coba jatuhkan PKS.

Hubungan mereka ini terjalin dengan Dipo Alam, & Yudi Setiawan selalu mengaku sebagai keluarga istana, sehingga dia dapat kemudahan keluar masuk dengan mudah.

Bahkan saking bebasnya, Yudi Setiawan bisa menggunakan nomor mobil kendaraan dengan stiker sekneg B 94 RFS.

Orang2 tersebut diberi mobil mewah dan membuat kantor khusus di daerah Tebet, dibuat untuk kantor pengacara hukumnya, Eben Eser Ginting.

Media tv lokal di Lombok adalah salah satu kerjasama antara Yudi, Wisnu, dan Bupati Lombok Tengah. Mereka gunakan ini untuk sebar opini.

Liciknya, dalam berdiskusi,tidak hanya dengan LHI & AF, Yudi selalu mengarang cerita. Memotret presentasi di whiteboard seolah sebagai notulen rapat.

Yudi dan Wisnu begitu dekat. Yudi manfaatkan Wisnu. Bahkan hari2 terakhir, Wisnu sering menginap atau bahkan tinggal di apartemen Yudi.

Selain itu, Bupati Lombok sering jadi tamengnya dalam mengerjakan berbagai hal, termasuk dalam pencairan dana BJB dirancang masuk ketiga vendor.

Sesuai dengan target pembuatan industri pakan, maka dibuatlah jadwal pengadaan bahan baku yang harus dilaksanakan oleh ketiga vendor.

Hanya terhadap Regina semua order dibatalkan, padahal pengumpulan bahan baku sudah mulai dilaksanakan.

Dapat disimpulkan bahwa fakta2 penjelasan Yudi terkait proses kredit BJB di Tempo tidaklah benar.

Yudi bilang ke Tempo, bahwa kredit BJB dbantu & dimediasikan LHI/AF. Itu tidak benar. Karena kredit itu sudah terjadi sebelum bertemu dan kenal AF/LHI.

Yudi bilang ke Tempo,bahwa kredit BJB ada campur tangan Gubernur Jabar. Itu tidak benar. Sepenuhnya kekuasaan dikendalikan oleh jaringan Yudi Setiawan.

Jadi, pemberitaan di majalah Tempo tidaklah benar. Ini hanya upaya Yudi Setiawan menjatuhkan PKS lewat kasus yang melilitnya. Konspirasi!