AWAS! Masih Ada Ahmad Fathanah Lainnya

Sebuah info menyatakan bahwa sejak 2006 operasi intelijen telah bekerja di tubuh PKS.

Kenapa PKS jadi sasaran? Karena PKS punya sistem organisasi mirip dengan PKI; secrecy, compartmentally, sacred fact. Hanya ada 4 jenis organisasi di Indonesia yang punya karakter tersebut; TNI-Polri, BIN, PKI, dan PKS. Memangnya salah apa jika punya sistem organisasi seperti itu? Salah besar, karena dengan sistem tersebut menjadi JAMINAN melakukan penguasaan negara, cepat atau lambat. Lihatlah Arab Spring yang menguasai jazirah Arab saat ini, juga PKI yang pernah berkuasa dan menang mutlak tahun 60-an, komunis China yang tengah menggeser USA jadi penguasa dunia, semua ditopang sistem tersebut. Jadi sebelum ramalan itu jadi kenyataan, jalankan program bumi hangus rahasia atau clandestine!

Ahmad Fathanah

Kembali ke AF lagi, titik terang track record-nya belakangan terkuak satu per satu. Di Makassar AF terkenal sebagai pengusaha “hitam”.  AF pernah tertangkap staff federal Australia di Bangkok Thailand tahun 1999 saat hendak melakukan human trafficking ke Australia. Hukuman seharusnya 20 tahun, namun tahun 2004 sudah dilepas dari penjara Barrimah Darwin. Diduga 5 tahun tersebut kompromi 'otoritas' intelijen RI dan Australia. Tidak mungkin seorang narapidana international bisa dilepas agent federal jika tanpa 'jual-beli' dan 'bukan sesama kawan'.  Dengan model penahanan AF, bisa dipastikan model rekrutmennya adalah motif Compromise.

Perlu diketahui, model rekrutment seorang agent biasanya dengan 6 jenis :
·     Money, seorang agent direkrut karena ketertarikan dengan uang dan fasilitas.
·     Ideology, seorang agent dapat direkrut karena memiliki kesamaan ideology, misal karena ingin membela negara, berbakti pada Presiden, dan sejenisnya.
·    Compromise, agent direkrut karena kelemahan/kesalahannya dimiliki pihak lain, sehingga jika ingin urusan lancar maka harus berkompromi. AF direkrut dengan motif ini, karena ada kartu As yang dipegang pihak federal. Mungkinkah ada jaringan dari pihak intelijen Indonesia yang berkolaborasi dengan pihak federal Australia? Secara logika, bagaimana mungkin agent federal Australia mau melepas AF jika tidak ada “pihak penanggung” di Indonesia? Siapa “pihak penanggung” tersebut?
·     Ego, ini para agent yang direkrut karena factor ego. Misal kasusnya Letkol Sudaryanto yang tertangkap tangan menjadi pemasok data-data negara ke pihak Rusia.
·     Revenge, motif agent yang ingin balas dendam. Misal para veteran tentara Irak bekas perang Irak-Iran yang direkrut Amerika untuk memata-matai fasilitas nuklir Iran.
·     Coercion, perekrutan agent dengan model pemaksaan. Misal para tawanan perang, hanya ditawari dua pilihan dipenjara atau jadi agent.

Mengamati cara kerja operator AF yang langsung menempel ke jantung pertahanan lawan, Presiden Partai, bisa dipastikan dia tidak bekerja sendirian. Pasti ada support team yang bekerja di belakangnya. Setidaknya ada agent logistic yang membantu pendanaan, seorang Intelligence Officer (IO) sebagai pengendali/User, serta seorang Analyst yang support pada strategi makro.

Rabu tengah malam (29 Januari 2013) setelah LHI ‘dijemput’, saya langsung menelpon seorang penyidik KPK, konfirmasi salah/tidak adegan sinetron yang sedang saya tonton? Diujung telepon terkonfirmasi bahwa itu benar dan nanti bukti-bukti akan dibuka satu per satu di pengadilan. Saya langsung teringat proses kasus Antasari Azhar karena sangat mirip pola ‘battle game’ yang dimainkan. Selalu ada peran sebagai logistic man yaitu SHW, seorang IO yaitu WW, dan seorang Analyst sebagai otaknya yang sampai saat ini belum ditemukan. Beruntung di kasus LHI masih ada ‘Ten Million Girl’ si Maharani yang sedikit menghambat pergerakan AF, membuat loyo sang agent lebih dahulu, sehingga belum kesampaian menyerahkan uang. Bayangkan jika tidak ada Maharani, maka skenario operasi akan tersambung sangat rapi.

Asumsi awal saya AF ‘baru operasi’ ke LHI, tapi ternyata sejak tahun 2004 sudah pernah langsung operasi pedekate. Namun operasi itu gagal dan LHI lolos dari jerat hukum kasus penipuan yang dilakukan AF di PT. AJS di tahun 2005. Jika demikian maka sebenarnya skenario operasi seri A, B, C, D, bahkan E telah disiapkan. Sangat mungkin secara logika, skenario operasi lainnya tidak hanya terjadi pada LHI, namun hingga belasan nama yang setidaknya sampai saat ini pernah dibahas Majalah Tempo di eksekutif dan legislatif.

Operasi Rahasia/ Clandestine

Mengapa saya menilai sedang ada operasi Clandestine di PKS? Bukan sekedar infiltrasi biasa atau desepsi pembusukan saja? Mari sejenak menengok salah satu budaya organisasi PKS.
Sebagai organisasi yang modern, PKS lahir dari para intelektual kampus dengan tingkat intelijensi dan pemahaman medan yang mumpuni. Basis ideology dan pengetahuan yang luas membuat system organisasi tertata rapi. Dengan system kaderisasi kompartemensi sangat susah untuk menerobos psikologi massa PKS dengan hanya melempar propaganda sebagaimana operasi di organisasi lain. Operasi Infiltrasi tetap bisa dilakukan, namun akan memakan waktu sangat panjang dan melelahkan karena harus melewati pentahapan system yang berjenjang rapi. Padahal intelijen harus berburu waktu dengan Pemilu 2014.

Bicara tentang infiltrasi, saya jadi teringat seorang dosen dari lembaga pencetak agent yang pernah dicalonkan PKS sebagai anggota legislatif dari dapil Sumatra, untung gagal suara. Dahulu yang bersangkutan setelah turun jabatan dari Ketua BEM UI pernah membuat ramai dunia persilatan kampus . Sang dosen ini sangat dekat dengan mantan Kapolda Metro Jaya berinisial NJ. Secara logika, mungkinkah guru kungfu bukan seorang pendekar kungfu? Mungkinkah dosen agent bukan agent handal? Dengan prinsip agent adalah single user, siapakah User sebenarnya? Mari kita bertanya pada sang dosen yang bergoyang.

Operasi Desepsi yaitu pembusukan dari dalam juga pernah dilancarkan dengan maraknya gerakan Forum Kader Peduli beberapa waktu lalu, namun imunitas organisasi masih bisa meredamnya. Satu-satunya cara paling memungkinkan yaitu operasi rahasia/clandestine yang bertujuan untuk membumi-hanguskan organisasi. Dengan ketiadaan tokoh sentral di PKS, maka sasaran tembak harus diarahkan pada banyak titik hingga bisa lumpuh.

Dalam hal ini titik kelemahan PKS ada dimana? Ada beberapa profile psikologis kader yang dimanfaatkan dengan baik oleh para Analyst intelijen. Sebelum melakukan operasi apapun, intelijen melakukan banyak analisa menyeluruh untuk mengetahui kelemahan lawan; analisa medan, analisa psikologis, analisa statistic, dan sebagainya.
Factor husnudzonitas/keberbaiksangkaan individu PKS sangat tinggi. Di satu sisi ini menjadi kekuatan, namun di sisi lain menjadi kelemahan. Dalam kasus LHI, husnudzon yang tinggi pada sosok AF membuat kewaspadaan menjadi turun. Termasuk pengusaha yang baru dicekal KPK yaitu AZ, yang bersangkutan pernah mengaji langsung pada LHI.

Banyak pihak memberi masukan tentang pengusaha AZ ini, namun husnudzonitas LHI lebih tinggi untuk menerimanya sebagai ‘murid yang bertaubat’. Tidak menutup kemungkinan tokoh-tokoh PKS yang lain tanpa sadar tertempel ‘benalu-benalu’ lainnya.

Factor kedua adalah adanya kader yang silau harta. Saya tidak menutup mata banyak kader yang tingkat ekonominya ketika di kampus sangat kesusahan. Namun ketika masuk dalam lingkaran eksekutif atau legislative tiba-tiba melejit 1800. Profile psikologis beberapa kader yang tamak dan tidak sabar dalam urusan duniawi ini ditangkap dengan sangat baik oleh para intelijen analyst. Walau hanya beberapa orang, namun sudah cukup sebagai sasaran tembak yang empuk.

Kombinasi faktor benih operasi para intelijen dipupuk dengan  kelemahan psikologis massa kader membentuk pintu masuk skenario yang bagus. Secara teoritis skema ini juga dijalankan oleh para agent CIA, Mossad, maupun M16, wajar jika intelijen kita yang bermazhab sama memakainya juga. Dalam buku Confession of An Economic Hitman karangan John Perkins, peran agent-agent CIA dalam membuat skenario jebakan intelijen serupa terlihat jelas. Untuk membuat skenario-skenario tersebut, mereka bersandar pada teori Lloyd yaitu ;

Threat = Vulnerability x Intention x Capability x Circumstances

Jadi Ancaman (T) itu adalah perkalian faktor dari Kelemahan (V), Niat (I), Kemampuan (Ca), dan Lingkungan (Ci). Secara teoritis PKS menjadi ancaman karena diramalkan akan berkuasa. Oleh karena itu harus ada faktor yang di-zero-kan, entah itu V, I, Ca, atau Ci sehingga ancaman menjadi NOL. Niat (I) tidak mungkin di-zero-kan karena tujuan parpol salah satunya adalah untuk berkuasa. Kemampuan (Ca) juga tidak akan bisa, karena PKS memiliki banyak kader dengan tingkat kemampuan tinggi untuk mengatur urusan publik. Lingkungan (Ci) juga terlalu susah, karena faktor lingkungan eksternal yaitu demokrasi pasca reformasi memberi ruang yang seluas-luasnya bagi siapapun untuk berkreasi. Belum lagi faktor internal PKS sebagaimana yang saya jelaskan diawal sangat sulit untuk ditembus dengan cara-cara konvensional. Yang paling memungkinkan adalah memainkan faktor Kelemahan (V). Dicari kelemahan kader yang paling memungkinkan untuk operasi clandestine. Akhirnya ketemu di urusan harta.

Dalam sebuah operasi clandestine pada organisasi sebesar PKS, tidak mungkin dilakukan dengan satu atau dua sel intelijen yang bergerak. Ibarat sasaran tembak yang besar, dibutuhkan banyak tembakan pada bagian-bagian vitalnya. Pasti beberapa sel intelijen bergerak menyerang memanfaatkan titik lemah kader di atas. Meskipun antar sel tidak saling mengetahui, saya yakin jika di antara mereka bertatap pandang pasti langsung tersenyum satu sama lain, “Teman gw ini!”. Di antara agent sudah jadi hal jamak saling bisa mendeteksi “kawan” dengan hanya bertatap mata. Karena tatapan mata tajam khas seorang agent itu terbaca sebagai salam, layaknya kita bertegur Assalamualaikum.

Dengan segala asumsi tersebut, saya yakin masih banyak Ahmad Fathanah lain yang bebas bekerja dan tidak terdeteksi dalam tubuh PKS. Tugas organisasi adalah memastikan bahwa segala tipu daya mereka akan mandul karena para kader memiliki keyakinan penuh pada Sang Maha Membuat Tipu Daya. Kemudian keyakinan tersebut diturunkan dalam program yang nyata.

Rekomendasi
Dengan baru tertangkapnya AF, saya meyakini sel-sel intelijen yang lain pasti masih bekerja di tubuh PKS. Mungkin sebagian akan hibernate. Masih banyak kasus di KPK yang menunggu giliran diungkap dengan pintu masuk kasus LHI. Artinya pandora operasi intelijen masih sangat mungkin terbuka satu per satu. Oleh karena itu ada beberapa hal urgent dan mendesak segera yang semestinya dilakukan PKS secara organisasi;

1.   Melakukan Clearance Programs secepatnya. Lakukan screening tertutup terhadap semua orang di sekeliling pejabat tinggi partai, kader eksekutif, dan kader legislative yang dicurigai suspect agent aktif. Para staff ahli, ajudan, pengawal, maupun sekretaris pribadi  harus lincah memetakan orang-orang yang berinteraksi dengan para kader tersebut. Lalu lakukan cross check tertutup pula. Di tingkat lanjut, program Clearance dijalankan pula untuk semua kader di setiap tingkatan. Dengan begitu satu firewall telah terbangun.

2.    Evaluasi internal besar-besaran. Dengan status cegah imigrasi RH, tidak menutup kemungkinan merembet ke nama-nama lain, evaluasi kader terindikasi bersalah mutlak dibutuhkan. Tegakkan punishment secara adil jika memang terbukti kader bersalah. Karena efek psikologis keadilan berjamaah akan menyuntik motivasi kembali bagi para kader di akar rumput setelah tertohok di ulu hati kemarin. Jika perlu Ghost Protocol-kan kader-kader yang nakal tersebut, jangan justru dilindungi.
Untuk program jangka panjang seperti analisa saya terdahulu, set up program melek intelijen. Entah berupa pemberian materi intelijen dasar atau dibuat semacam Badan Diklat khusus kajian intelijen. Intinya adalah membangun early warning system secara sistematis dan rapi ditingkat organisasi. Bagaimanapun, para agent pasti akan bekerja, itu sunnatullah. Periuk dapur nasi mereka sangat tergantung dari pekerjaan ini. Jika PKS tidak ada niat untuk melakukan kontra intelijen, maka sama saja menyerahkan leher berkali-kali untuk di gorok. 

Saat ini nasi sudah menjadi bubur, tak elok rasanya jika masih menangisi indahnya nasi yang sudah berubah bentuk. Lebih baik segera siapkan kuah yang gurih, suwiran ayam, kedelai goreng, kerupuk, lada, dsb untuk membuat bubur ayam yang lezat. Saatnya mind set berubah, bahwa sekarang era pertempuran intelijen. Kemenangan Jokowi di Pilkada DKI dengan War Room and Operations Command ala intelijen desain Prabowo adalah salah satu buktinya. Siapa yang lebih cerdas, dia pemenangnya. Beranikah engkau menjadi panglimanya wahai Anis Matta?
Waallahu a’lam bishshowwab

SEBUAH SKENARIO : LHI dan Prahara PKS



Skenario itu dibuat begini. Malam itu (29 Januari 2013), Ahmad Fathonah (AF) dan Maharani (MR) ketemu di hotel Le Meridien itu. AF sudah kontak LHI untuk datang ke hotel dan dia sudah siapkan 1 Milyar.

Sang pembuat skenario sudah mengkondisikan media dan KPK untuk bersama menggrebek. LHI akan tertangkap basah: bersama wanita seksi dan bukti 1 M. Sempurna!

Skenario lanjutannya juga sudah disiapkan. Selain MR, akan muncul juga Ayu Azhari (AA), Vitalia Sesha (VS), Kiki Amalia (KA) dan terakhir Darin Mumtazah (DM) serta mungkin wanita-wanita lain yang dipaksa keluar.

Tapi Sang Maha Pembuat Skenario berkehendak lain. LHI tidak datang ke hotel. Mestinya penggerebekan itu ditunda karena pemain utamanya (LHI) tidak datang. Tapi kalau ditunda sampai kapan? Pilkada Jawa Barat (24 Februari) dan Sumatera Utara (7 Maret 2013) segera akan dimulai. Salah satu sasaran pembuat skenario adalah merusak citra LHI sehingga PKS tidak akan memenangkan pilkada di dua tempat itu.

Karena itu, penggrebekan tidak bisa ditunda. Harus malam itu juga. Penangkapan LHI juga tidak bisa ditunda. Meski LHI tidak tertangkap tangan di hotel bersama AF dan MR saat penggrebekan dan justru sedang memimpin rapat di DPP PKS, tetap harus dibekuk, malam itu juga.

Drama pun berjalan. Segala aset yang diduga ada hubungannya dengan LHI dan AF dipaksa disita meski awalnya tak sesuai prosedur, tidak membawa surat bukti sita. Satu demi satu saksi dipanggil walau tak ada hubungannya langsung dengan kasus. Jazuli Juwaini (JJ), misalnya, mengaku kepada wartawan saat dipanggil KPK, tak ditanya apa-apa. JJ hanya ditanya terkait dengan mekanisme hierarki struktur PKS. Tak ada hubungannya dengan kasus suap.

Tujuan pembuat skenario memang bukan untuk menjerat para saksi itu. Tapi untuk membuat deret panjang faktor yang membuat PKS tercoreng di mata publik. Kasus ini sengaja digoreng.

Mengenai usaha mencoreng nama PKS ini begitu transparan dilakukan sebagian media. Ingat kasus usaha penyitaan mobil-mobil di DPP PKS. Di media muncul kesan seolah sekuriti DPP PKS menghalangi usaha penyitaan. Tak disebutkan mengapa mereka menghalangi. Sehingga muncul kesan PKS tidak akomodatif terhadap KPK.

Kasus lainnya juga sama. Usai Hilmi Aminudin (HA) diperiksa KPK, berita serempak menyiarkan pengawal HA memukul para wartawan. Padahal yang terjadi sebaliknya.

Kasus terakhir, Darin Mumtazah (DM). Nah, ini lebih seru lagi karena melibatkan seorang wanita seksi siswi sebuah SMK. Di sebuah media lokal jaringan Jawa Pos (JP), dipampang besar-besar di head line-nya dengan judul ISTRI LUTHFI SISWI SMK. Langsung memvonis! Tak ada kalimat DIDUGA, DISEBUT-SEBUT dan kata sejenisnya. Tapi langsung pada opini. Bagaimana mungkin sebuah media yang merupakan jaringan JP bisa melakukan kebodohan seperti ini. Belum lagi di atas judul tersebut sengaja dipasang iklan calon Walikota dari PKS. Sengaja untuk memunculkan kesan: jangan pilih orang ini karena ada hubungan dengan LHI.

Kembali ke DM. Hari itu hampir semua media kompak memberitakan. Berdasarkan hasil wawancara satpam, sekretaris RT dan analisa Pustun-Timur Tengah-berdarah Arab, maka disimpulkan: DM istri nikah sirri LHI! Ditambah lagi kesaksian warga yang sering melihat LHI bolak-balik ke rumah kontrakan tersebut bahkan sampai menginap dan shalat Subuh. Tuduhan diperkuat lagi dengan adanya bukti transfer 10 juta dari LHI ke rekening DM. Sempurna! Sangkalan ibu DM dan bungkamnya LHI dikesampingkan.

Belakangan terbukti: LHI memang punya hubungan, bukan dengan DM tapi dengan ayahnya. Ada pun transfer dana seperti pengakuan DM kepada pihak sekolah, itu dana ayahnya yang numpang rekening DM. DM sempat bersumpah ia tidak pernah menikah dengan LHI.

Awal munculnya isu ini kalau ditelusuri begini. KPK mem-print catatan rekening tabungan LHI. Didapatkan dari sekian banyak transaksi, ada yang 10 juta ke wanita bernama DM. Sang pembuat isu langsung memainkan perannya. Memblow up berita seolah-olah LHI menikahi DM.

Tak ada yang mengaku sebagai perancang skenario drama ini, memang. Tapi targetnya jelas. Pertama, membenturkan PKS dan KPK yang selama ini sangat getol memerangi korupsi.  Jika tidak PKS, maka KPK yang dirusak citranya, atau dua-duanya.

Target kedua, merusak citra PKS khususnya jelang Pemilu 2014. Caranya: merontokkan citra tokoh-tokoh PKS melalui KPK. Mereka berharap publik tidak akan menaruh kepercayaan lagi kepada PKS. Paling tidak, publik akan menganggap PKS sama dengan partai lain. DR. Chaerul Huda (ahli pidana, staf ahli Kapolri)  dalam acara di Jak Tv (23/5) menyatakan, "Kalau penegak hukum menghancurkan karakter tersangka, kasus hukumnya biasanya lemah (kasus TPPU LHI).”

Dari dua target itu, mana yang berhasil? Target pertama memang masih menunggu waktu. Tapi target kedua jelas gagalnya.

Fakta di lapangan justru sebaliknya. Gencarnya pemberitaan media, khususnya cetak dan elektronik, memang begitu memojokkan PKS. Tapi tampaknya, tidak terlalu berdampak besar terhadap PKS karena dua hal.

Pertama, para kader PKS khususnya sebagian besar kalangan terdidik. Mereka bisa memisahkan mana fakta dan mana bukan (gosip). Maraknya pemberitaan di  media cetak dan elektronik, justru bisa diimbangi dengan media internet: blog, FB, twitter, BBM dan lainnya.

Kedua, tidak seperti kebanyakan partai lainnya, PKS tidak dibesarkan karena tokoh. Justru sebaliknya, PKS yang membesarkan kadernya menjadi tokoh. Karena itu, ‘rusaknya’ citra salah satu atau beberapa tokoh PKS, tidak akan berpengaruh besar. Dengan demikian, prahara ini tidak akan berdampak banyak terhadap kehancuran PKS.

Bahkan sebaliknya, gencarnya pemberitaan di media menjadi promosi gratis tersendiri bagi PKS. Mereka tak perlu mengeluarkan dana besar untuk memperkenalkan PKS ke publik. Hampir setiap hari, masyarakat disuguhi berita tentang PKS.

Hal ini mengingatkan kita pada awal-awal dakwah Nabi saw. Ketika tak mampu lagi membendung dakwah Nabi saw, apa yang dilakukan Abu Jahal? Bersama tokoh Quraisy lainnya, ia menemui setiap pendatang dan menceritakan keburukan Muhammad saw. Akibatnya, nama Nabi saw makin terkenal, kian membuat orang penasaran. Ketika mereka kembali ke kampung-kampung, mereka membawa berita tentang Muhammad saw. Lambat laun kian banyak yang tertarik karena isu yang dihembuskan Abu Jahal tidak sesuai dengan fakta. Mereka pelan-pelan masuk Islam.

Hal yang sama terjadi juga usai robohnya gedung WTC di Amerika. Saat media Barat ramai-ramai mencaci maki kaum Muslimin, nama Islam makin sering disebut. Orang-orang penasaran. Mereka beramai-ramai mempelajarinya, tidak menemukan seperti tuduhan. Mereka masuk Islam.

Selain itu, prahara PKS juga tampaknya tidak mengganggu kinerja para kadernya. Di berbagai daerah, mereka tetap mengisi majelis taklim, bakti sosial, mengisi ceramah untuk Peringatan Hari Besar Islam dan lainnya. Bukti nyata bahwa prahara ini tidak berpengaruh adalah: kemenangan PKS di Jabar dan Sumut serta beberapa wilayah lainnya.

Di sisi lain, kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi PKS. Mereka jadi lebih selektif memilih para calon anggota dewan ke depan. Mereka juga lebih hati-hati dalam bertindak. Ibadah-ibadah personal dan berjamaah, seperti mabit, puasa sunnah dan lainnya menjadi lebih giat. Kegiatan menuju TIGA BESAR yang mereka namakan dengan Liqa' Tansiqi Tarbawi 3 Besar (LT3 Besar) terus berlangsung pada setiap kecamatan.

Dan, pukulan bandul prahara ini bisa jadi berbalik jika kelak terbukti jelang Pemilu 2014, LHI diputuskan TIDAK BERSALAH sebagai mana yang terjadi pada Misbachun, mantan anggota DPR RI PKS dan Achmad Ru’yat, walikota Bogor dan kawan-kawan yang divonis bebas di pengadilan karena tidak terbukti bersalah!

Makar sang Dajjal

Guru Darin : Darin Mumtazah Bersumpah Tidak Miliki Hubungan Khusus Dengan LHI http://t.co/uXX4t9Swvw
Ya Rabbana tunjukkan yang Haq adalah Haq.

Berapa orang dibayar dan disuruh wawancara palsu dengan skenario "Nikah Sirri?"
Laa hawla Wa laa quwwata illaa billah, Intel & Media Bersatu.

Rumah Kontrakan Darin Mumtazah Milik Anggota BIN? http://t.co/wVhvPM0uvr
Intel dan Media Bersatu.

Drama sandiwara ini dimainkan banyak orang dengan banyak kepentingan tapi musuhnya satu : PKS.

Naluri ini terasa tapi sulit terlihat, sampai sekarang formula yang sedikit kasat mata: Penguasa(KPK+intel )+ Media sekuler+Media Pembenci Islam + Haters.

dan Drama sandiwara ini tak akan selesai sampai 2014 dari awal Jamaah ini berdiri, drama itu terus menerus ada hanya beda pemain satu tujuan.

Bagi orang beriman, "Konspirasi" itu ada sejak azazil (iblis) dikutuk dan kemudian ditangguhkan usianya, utk dibolehkan menyesatkan manusia.

Sejarah berbicara panjang soal "konspirasi" ini hingga detik ini sampai kiamat nanti.

Teringat Fathu Makkah,bahwa kala itu Pasukan Iblis kalah telak karena Islam tegak setegaknya di muka bumi meski sampai 40 tahun sebelum Imam Mahdi datang.

Jadi "Al Haq Vs Al Bathil" "Hizbullah (bukan yang di Lebanon) vs Hizbusyaithan" adalah perang abadi sampai usia manusia ada di alam semesta.

Geliat di setiap belahan bumi yang tersebut "kalimat Laa Ilaa ha illallaah" mayoritas mngalami peperangan ini, dengan musuh & kondisi yang berbeda.

Pertumbuhan Muslim di Benua Biru terus merangkak meski di tengah negara paling sekuler sekalipun meski Jilbab dilarang.

Musim Semi d Arab masih terus berlanjut para Raja yang tak pernah terbayangkan jatuh, akhirnya jatuh juga.

Benua Amerika dengan menunggu titik Jenuh peradabannya jangan abaikan pertumbuhan Muslim disana.

Dan kini di tempat kita berdiri tanah Indonesia dengan penduduk Muslim terbesar (terbanyak) di Dunia sebuah entitas yang masih tertidur.

Sungguh unik memang kalau kita berbicara "Konspirasi" di tanah Kepulauan ini.

Pernahkah kita bertanya, ratusan tahun dijajah Eropa dengan Misi 3G (Gold Glory GOSTPEL), jumlah Muslim di Tanah Kepulauan ini malah terus meninggi?

Pernahkah juga kita berpikir misi dari missionaris yang berhasil menghapus piagam Jakarta tapi tak bisa menghapus akar keislaman bangsa ini?

Ingatkah kita pada satu episode kala trilliunan Rupiah digelontorkan untuk ribuan missionaris di Jakarta? Tapi apa yang terjadi? Muslim makin Besar.

Partai Islam di era 50an sempat berjaya tapi "Konspirasi" berhasil memangsa partai tersebut nyaris tak bersisa.

Fase 80an hingga kini muncul di permukaan Peradaban sebuah entitas dengan harapan baru, serasa Oase di tengah kekeringan yang berkepanjangan.

Hingga satu titik tirani itu jatuh, entitas ini kemudian memiliki nama, ia hadir setelah Fase Kejenuhan Dunia Politik melanda.

Konspirasi demi Konspirasi malah menghantarkan Entitas ini masuk ke empat besar di Negeri ini. Menyeramkan' bukan?

Kesimpulan apa yang bisa kita tarik sampai saat ini? "Konspirasi (makar) Allah selalu meniti di atas Konspirasi musuh-Nya".

Mau dibikin skenario apapun, pasti tampak celah kekurangan musuh-Nya. Bangkai busuk yang tersimpan rapi tetap tercium bau-nya.

Bahkan Wallahi, aku bersaksi dengan atau tanpa Entitas Ini, Makar Allah akan terus berjalan di atas Makar mereka!

Tentu kita belum berbicara lebih jauh, apapun Konspirasinya, kalau kita telah "terhubung ke Langit", La takhafu wa laa tahzanu “jangan takut jangan sedih”.

Antara Chavez dan PKS




Amerika di balik kematian HUGO Chavez. Hal ini terkait diusirnya dua diplomat Amerika dari Caracas VEnezuela. Peran Amerika atas kematian Hugo Chavez makin kencang terasa, sudah jadi rahasia umum, perusahaan minyak milik Amerika merasa diuntungkan atas kematian Chavez. Wakil Presiden Nicholas Maduro mengatakan hal tersebut di depan ribuan pendukung Chavez.

Membunuh seorang Chavez lebih mudah dibandingkan menggulingkan Saddam Husein di Irak. Chavez yang dikatakan oleh George W Bush Presiden Amerika sebagai setan. Dua tahun Chavez menerima penyakit kanker yang tidak jelas sumber awalnya dari mana. Tragedi Chavez ini juga pesan buat dunia, jangan macam-macam dengan kepentingan Amerika.

PKS pun merasakan itu, lewat pelarangan sapi impor. Kuota pengimpor daging sapi adalah Australia dan Amerika. Sekarang praktek politik tekanan sudah tidak berlaku lagi. Sekarang adalah praktek politik intervensi langsung. Ketika Dubes AS datang ke KPK, besoknya LHI jadi tersangka.

Amerika memang selalu ingin membuktikan powernya. Siapa pun dan apapun yang melawan akan masuk kotak target. Amerika sudah buktikan melalui Freeport dan Exxon Mobile, betapa sebuah kedaulatan negara tidak ada di mata Amerika.

Sekali kali tinjaulah Freeport dan Exxon Mobile, bagaimana sepasukan elite Amerika bersenjata lengkap ikut menjaga. Benarlah sebuah analogi yang diberikan seorang Chavez. Amerika The Real Imperialism alias penjajah sejati.

Kematian Chavez menyulut chavismo, chavismo dengan melawan dan membentuk barisan baru anti Amerika di bawah Nicholas Maduro penerus Chavez dan mendapat perhatian luas kaum kiri dunia. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Venezuela lewat Chavez melawan karena menasionalisasi seluruh minyak milik negara. Indonesia lewat PKS, menasionalisasi usaha-usaha pertanian dan peternakan dengan melindungi nasib petani dan peternak dari serbuan produk impor.

HASILNYA??

Rakyat Venezuela makin bersatu dalam barisan chavismo baru.
Makin takut saja Amerika dengan segala kepentingannya.

Berpikir mematikan nyawa seorang Chavez adalah jalan terbaik bagi Amerika dan kepentingannya.

TERNYATA SALAH BESAR PERHITUNGANNYA.

Sengkuni KPK yang Tak Bisa Sembunyi


Negeri ini tidak lagi berdasarkan Pancasila, Demokrasi, atau Demokrasi Terpimpin. Tapi negeri ini telah menjadi negeri berdasarkan KEKUASAAN. Siapa yang berkuasa, dialah yang berhak melakukan apapun, terhadap siapapun, terlebih kepada pihak-pihak yang membahayakan tersendatnya "aliran" UANG HARAM.

Penjelasan Prof. Romli Atmasasmita Guru Besar Fakultas Hukum UNPAD di ILC TVOne 21 Mei 2013:

1. Undang undang penjualan kekuasaan belum di undang-undangkan di Indonesia.

2. Kalaupaun ada LHI menjual kekuasaan kepada Mentan tidak terbukti ada kenaikan Kuota Import dari semenjak 2010-2013.

3. Bahkan MENTAN menolak menaikkan Kuota Import.

4. Kalau dituntut soal Korupsi, dia tidak menerima uangnya.

5. Kalau dituntut soal TPPU dia tidak terbukti Korupsi.

6. Kalau tidak ada bukti korupsi tidak bisa dituntut pencucian Uang. Karena belum ada undang-undangnya (penjualan kekuasaan).

Bahkan Prof. Romli mengatakan, pihak LHI bisa menuntut balik atas perilaku absurd oknum-oknum aparat negeri ini.
Jika LHI terbukti korupsi atau melakukan pencucian uang, HUKUMlah seberat-beratnya. Karena itu perbuatan pribadi sebagai pejabat publik. Namun jika tidak terbukti, rehabilitasi nama baiknya.

Publik semakin yakin, teori konspirasi kaum sengkuni itu benar adanya. Kader-kader PKS, seperti dikatakan Jubir PKS Mardani, merasakan tercabik-cabiknya seluruh jiwa dan nurani atas tindakan sewenang-wenang tim penyidik KPK. Mirip seperti tindakan aparat atas seorang kakek yang mencuri 3 buah kakao, atau seorang nenek yang menebang pohon yang ia tanam di halamannya, yang di kemudian hari kedua orang tua ini disidik dan disidang. Atau di level nasional, kasus Antasari Azhar, Misbakhun, hingga yang terbaru kasus Komjen Susno. Para sengkuni seakan mengirim sinyal: Siapapun anda, jika mau mengorek-ngorek kasus Century-Hambalang-Pajak keluarga Cikeas pasti akan dihadapkan dengan spytrap atau jebakan-jebakan batman.

Inilah mengapa KPK begitu brutal mengobrak-abrik kantor DPP PKS, namun tak pernah berani masuk ke halaman DPP Demokrat.

KPK menyandera dan menyita mobil-mobil di DPP PKS, namun tak satu ban pun milik kader-kader Partai Demokrat yang diambil.

Karena tahu KPK salah langkah, maka yang digembar-gemborkan di pengadilan Tipikor adalah: wanita-wanita di sekitar LHI. Seakan mengirim sinyal, LHI adalah manusia bejat moral. Kita lihat saja nanti! Karena Sengkuni tak bisa sembunyi, akhirnya LHI yang terus dibully!

Korban “Malpraktek” KPK Bisa Menuntut Balik


Indonesia Lawyers Club (ILC), acara andalan TV One, hari Selasa malam 21 Mei 2013 judulnya cukup  atraktif, “Prahara di PKS Sampai ke Mana ?”. Namun saya sungguh kurang tertarik, sudah terbayang yang akan terjadi adalah sahut-sahutan debat kusir antara Fahri, Fajrul, Sutan Batoegana, dll. Saya hampir saja mematikan TV jika tidak melihat sesuatu yang sedikit unik, kok meja yang disediakan untuk wakil PKS kosong melompong, ada apa?

Walhasil saya coba mengikuti sejenak, ingin tahu bagaimana suasana ILC jika di-WO oleh “pesakitannya”. Di menit2 awal, ILC malam itu membosankan juga. Bang Karni hanya mengulang-ulang pertanyaan yang sudah pernah beliau sampaikan pada episode yang lalu, antara lain mengenai logika hukum KPK dalam menyita harta orang yang berasal atau bertransaksi dengan Ahmad Fathanah. Jubir KPK Johan Budi yang di episode lalu ditodong dengan pertanyaan tersebut, tidak pernah berhasil memberikan jawaban yang memuaskan. Febri Diansyah SH, peneliti ICW yang pada kesempatan kali ini mencoba membantu memberikan jawaban, malah terkesan tidak yakin dengan jawabannya sendiri. Akibatnya, lawyer senior Teuku Nasrullah menyindir Febri dengan mengatakan, jika ICW terima dana dari pihak asing, boleh jadi itu dari perjudian atau bisnis narkoba, bagaimana ICW mengetahuinya, bukankah berprasangka baik saja..

Pertanyaan Bang Karni lainnya yang dimunculkan lagi adalah tentang dasar hukum penerapan TPPU terhadap swasta. Juga tentang siapa pelaku utama kasus suap impor sapi yang tentunya mesti seorang penyelenggara negara dan dalam kapasitas jabatannya tersebut, sesuai UU Tipikor. Sementara itu peran LHI, mantan presiden PKS, bukan dalam kapasitas penyelenggara negara. Kali ini Bang Karni tidak bertanya pada Johan Budi, akan tapi pada Abdullah Hehamahua, mantan penasihat KPK, yang mungkin dianggapnya lebih mampu menjelaskan. Sayangnya Hehamahua hanya nyengir dan mengelak untuk menjawab dengan alasan tidak mau mencampuri proses peradilan.

Pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal Bang Karni tersebut kemudian dilempar kepada Prof. Romli Atmasasmita. Suasana sidang ILC mendadak berubah menjadi seperti kuliah umum. Mahaguru hukum senior ini memulainya dengan memaparkan rambu-rambu UU Tipikor, masalah trading in influence, pencucian uang, dll. Orang awam yang kurang melek hukum, saya yakin tercerahkan. 

Bahkan para aktifis dan praktisi hukum yunior yang hadir, seperti dari ICW, Fitra, dll, tentu juga tercerahkan. Prof. Romli sempat meluruskan pemahaman peneliti ICW Febri Diansyah SH yang sebelumnya juga berbicara tentang trading in influence, TPPU, dll. Bukan hanya itu, KPK barangkali “tersengat” pula ketika Prof. Romli berpendapat bahwa KPK abai terhadap rambu2 UU Tipikor dalam hal penyitaan barang yang diduga terkait TPPU. 

Padahal penjelasan undang-undang cukup jelas dan sengaja dibuat sebagai rambu2 agar tidak dipakai salah dan agar orang tidak resah. Beliau menyesalkan kurangnya sosialisasi UU TPPU tersebut sebelum disahkan. Secara tersirat beliau seperti ingin mengatakan bahwa telah terjadi keteledoran para aparat penegak hukum.

Prof. Romli boleh dibilang adalah bintang acara ILC malam itu. Beliau paham betul tafsir pasal demi pasal UU tentang korupsi karena ikut merancangnya. Tidak heran jika apa yang diutarakannya menjawab tuntas pertanyaan yang mengganjal di benak Bang Karni selama berpekan-pekan, mungkin juga pertanyaan, kebingungan dan keresahan publik. Prof. Romli menjelaskan bahwa tidak semua orang yang terima uang diduga pidana bisa langsung diklaim (disita). TPPU harus diawali dengan indikasi yang kuat bahwa harta tersebut berasal dari hasil korupsi.

Menjawab pertanyaan Bang Karni, apakah boleh TPPU dikembangkan ke kasus lain (setelah kasus dugaan awal tidak bisa dibuktikan). Prof. Romli menegaskan, “tidak boleh”.

Prof. Romli berpendapat, KPK sangat berat untuk membuktikan bahwa uang dari Fathonah dari korupsi, pasal TPPU tidak bisa menjerat AF karena bukan penyelenggara negara.

Beliau menambahkan, sistim hukum Indonesia menganut prinsip non-self implementing legislation.
Konvensi PBB yang memuat aturan trading in influence sekalipun telah di ratifikasi Indonesia, tidak bisa menjadi rujukan hukum selama belum ada undang2 pengesahan. Berbeda dengan “law” yang mana cukup lapor ke DPR bahwa telah diadopsi.

Prof Romli berpendapat, KPK juga akan sulit menjerat LHI karena trading in influence belum diundangkan. Posisi LHI sebagai anggota DPR tidak bisa mengatur kuota, sementara itu jabatannya sebagai presiden PKS dalam kasus tersebut tidak dalam konteks pejabat negara. Sementara itu Mentan Suswono belum terbukti menambah kuota, alias belum terjadi.

Paling-paling LHI dikenakan tuduhan suap, tapi Luthfi belum terima uang. KPK harus bisa buktikan LHI belum terima karena terhalang bukan karena sukarela, jelas Prof Romli.
Sejauh ini dari kesaksian AF dan bukti2 lainnya, termasuk rekaman, belum ditemukan bukti bahwa AF adalah suruhan LHI.

Jika demikian, semua penyitaan yang dilakukan KPK menjadi diragukan dasar hukumnya.
Prof. Romli mengingatkan KPK bahwa pihak yang dirugikan bisa menuntut balik.
Apakah bisa disimpulkan KPK telah melakukan “malpraktek”?, jika demikian tidak ada salahnya pihak2 yang merasa dirugikan untuk mengadukan KPK ke Pengadilan Negeri.

Hal ini perlu keberanian, mengingat publik bisa saja menuding para pelapor sedang melakukan kriminalisasi terhadap KPK.

Namun tidak ada salahnya dicoba, demi mencegah terjadinya diktatorisme penegakkan hukum.

KPK Makin Bingung Dalam Kasus Impor Daging Sapi

1. Ada kesulitan pembuktian oleh KPK terhadap kasus suap impor daging? Jelas. Meski KPK kesulitan, prinsip KPK adalah kagok asong.

2. Kagok asong adalah terminologi bahasa sunda yang artinya kurang lebih nanggung, hajar terus, urusan benar salah terserah nanti. Sudah kepalang tanggung.

3. Pasal suap erat kaitannya dengan kewenangan & jabatan seseorang sebagai penyelenggara negara bisa diihat pasal  11 UU TPK.

4. Orang pajak disuap karena jabatan & kewenangannya dalam mengurusi tugas pokok dan fungsi dia sebagai pegawai pajak. Nazar & Wa Ode juga disuap karena jabatannya sebagai anggota DPR.

5. Dari mana kita tahu mereka disuap karena jabatan dan atau kewenangannya? Bisa kita lihat dari implikasi suapnya yaitu loby mereka karena jabatanya sebagai anggota DPR.

6. Wa Ode disuap karena dia punya otoritas di banggar. Nazar disuap karena posisi dia sebagai anggota DPR yang punya akses loby ke banggar/komisi 10.

7. Bagaimana dengan LHI? Dia disebut terima suap karena otoritas dia sebagai ketua parpol bukan sebagai anggota DPR atau penyelenggara negara.

8. Bisa kita lihat dari loby yang dia lakukan ke Kementan. LHI bisa didengar oleh orang Kementan karena posisi dia sebagai ketua parpol bukan sebagai anggota DPR.

9. LHI bisa fasilitasi pertemuan Medan dengan Mentan karena posisi dia sebagai ketua parpol dimana Mentan menjadi salah satu kadernya.

10. Tanpa jabatan ketua parpol, urusan impor daging adalah urusan di luar jangkauan LHI sebagai anggota legislatif Komisi I yang mengurusi komunikasi/pertahanan/luar negeri.

11. Sadar terhadap kelemahan dakwaannya dengan pasal suap, belakangan mulai muncul kriminilisasi kasus LHI menggunakan trading in influence.

12. Sebuah aturan yang diratifikasi dari UN Convention Against Corruption. Tool ini sudah jadi instrumen hukum di Indonesia? belum!

13. Orang yang bicara trading in influence mirip orang berhayal mengawang2 bisa menjerat pelaku suap secara retroaktif. UU-nya saja belum ada.

14. Permasalahan lain dalam kasus suap impor daging adalah sporadisnya aparat KPK dan badut2 yang mengatasnamakan aktifis antikorupsi.

15. KPK pasang TPPU tanpa diketahui terlebih dahulu criminal offence dibelakangnya. Tahukah anda apa predicate crime TPPU untuk LHI?

16. Ini adalah tanda tanya besar karena sampai detik ini KPK belum pernah umumkan pidana asal dari pencucian uang kasus LHI. Ini permasalahan.

17. Mereka pakai pasal suap yang gagal diterima & dijadikan predicate crime, diasumsikan telah melakukan pidana yang sama berulang2 sebagai pidana asal TPPU.

18. Lalu bagaimana kalau pasal suap yang jadi pidana asal saja gagal dibuktikan? otomatis TPPU tidak akan bisa dibuktikan selama criminal offence tak ada.

19. Mulai lagi mereka ngomong illicit enrichment. Sebuah konsep pemberantasan korupsi yang diratifikasi dari UNCAC dan masih dalam tahap perancangan.

20. PPATK konon sudah sodorkan RUU perampasan asset ke Presiden dengan konsep illicit enrichment sebagai upaya super dalam pemberantasan korupsi.

21. Illicit enrichment menggunakan pembuktian terbalik murni dengan standar pembuktian lebih ringan tanpa pidana asal, cukup modal laporan PPATK & LHKPN.

22. Lagi2 aturan ini tak bisa dikenakan dalam kasus daging impor karena masih dalam tahap pembuatan d PPATK, bahkan belum masuk DPR sama sekali.

23. Pembuktian terbalik tak dimaksudkan untuk buktikan tindak pidana. Pembuktian terbalik hanya berfungsi untuk mengejar asset.

24. Ada dua cara dalam TPPU: memidana orang atau mengejar hartanya saja. Jika untuk memidana, tak digunakan pembuktian terbalik.

25. Percayakah dengan penegakan hukum secara membabi buta? Hukum yang dipakai secara sporadis hanya akan hancurkan hukum itu sendiri.

26. Cara pintar (licik) KPK dalam menghindar dari sorotan kesahalan mereka adalah dengan menggoreng kasus ini dengan isue sensitif masalah perempuan dengan kata futsun.

27. Publik sibuk bergosip pribadi tersangka dan akan dikait2kan seolah jadi kebiasaan PKS. Lihat aja, sedikit omongan substantif masalah korupsinya.

28. Media dan sosial media beramai bicara masalah perempuan dan digoreng sebegitu rupa. Ini cara redherring KPK yang murahan dalam kasus impor daging.

29. Korupsi adalah extraordinary crime yang perlu upaya ekstra. Namun upaya luar biasa tetap harus dalam koridor dengan tool yang telah disediakan UU.

30. Jangan karena menggebu ingin memberantas korupsi lalu melanggar non-self incrimination dalam sistem common law yang sekarang kita pakai.

31. Sistem hukum yang benar bekerja memakai hukum acara pidana/UU lain yang telah disepakati sebagai dasar acuan dalam penegakan hukum di negara ini.

32. Jangan pakai cara2 diluar hukum acara karena negara ini menganut non-self implementing legislation. Harus ada UU dulu sebelum diimplementasikan.

33. Maka tak benar jika penegakan hukum dalam pemberantasan korupsi memakai cara di luar prosedur hukum karena rentan perampasan hak manusia.

34. Plototi kasus ini secara substantif! Jangan teralihkan dengan isue asusila yang sengaja dibuka untuk mengalihkan perhatian kita.

35. Kebenaran bukan milik KPK semata. Kebenaran selalu bersandar pada aturan yang dipahami secara komprehensif dan imparsial.

Prahara PKS sampai ke Mana?



Nah, itu adalah judul ILC malam tadi. Dari sisi judul saja paling tidak, “ILC” sendiri pun tidak tahu kemana sebenarnya arah kasus LHI.

Jika arah kasus itu tujuannya adalah PKS, PKS sama sekali tidak terlibat dalam masalah impor daging. Jika arah kasusnya adalah LHI, maka makin bingung lagi kita memikirkannya. Siapa itu LHI sekarang? pejabat publik bukan, pemimpin masyarakat juga bukan. Pun dia tidak akan membawa nyanyian-nyanyian yang akan melibatkan petinggi PKS lainnya. Lantas apa sebenarnya yang terjadi? Para pakar hukum yang menyampaikan pendapat pun dengan bahasa yang mudah dimengerti, mengisyaratkan kasus daging ini sudah selesai, kecuali jika memang KPK memiliki banyak logistik yang memang hanya KPK saja yang tahu. Aneh.

Bahkan yang bukan pakar hukum pun, seperti Sujiwo Tejo mengomentari para pakar hukum itu dengan sindirannya yang khas, kalau memang ini kasus hukum, ya hukum saja yang diangkat, jangan membawa bawa masalah wanita. Pandangan yang mewakili orang awam. Permasalahan wanita lebih menjadi intens ketimbang masalah kasusnya sendiri. Mungkin semuanya sepakat, ketika nama-nama wanita itu muncul, naluri investigasi kita lansung mencari informasi, siapa dia? mengapa dia? dimana dia? kapan dia? kenapa dia? dan lain sebagainya. Pun, investigasi yang kita lakukan adalah berdasarkan info-info sepotong dari media web. Jika pertanyaan itu terjawab, maka kita mencoba merangkaikan info-info dari media web itu sehingga menjadi sebuah kesimpulan. Oh, ternyata dia itu ini. Pendek akal.

Mengapa kita tidak mencoba sedikit berkonspirasi dan berimajinas serta berparanoid sedikit. Otak kita mampu untuk itu. Kemampuan otak kita bukan hanya merangkai info-info dari media web yang berisikan 2 paragraf tulisan. Otak mampu melakukan lebih dari itu.

Coba saja kita berandai. Sesuai misinya, PKS menargetkan 3 besar. Apa yang akan terjadi jika misi itu tercapai? Apakah PKS akan dominan di Legislatif dan Eksekutif? Siapa yang merasa paling terancam dengan ke dominan tersebut? Bagaimana hasil survey terhadap saat sebelum dan sesudah LHI di jadikan tersangka? Jika mau lebih jauh, bagaimana Freeport, Exxon Mobil, Chevron, dll jika partai ini dominan? akankah terjadi nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan itu? Lihat saja, ketika keran impor daging di sempitkan sedikit, banyak pihak-pihak berpaham neo liberal mengernyitkan kening. Termasuk manusia tak tersentuh, Budiono. Nah, jika memang iklim yang dibawa partai ini akan membahayakan dunia ke liberal an, secara cerdas apa yang akan kita lakukan? Tekel. Masalah kartu kuning atau merah, belakangan.

Tetapi ini jika mencoba untuk berimajinasi secara liar saja. Semuanya,“Kita tunggu di Pengadilan”.


*by Hana
Kompasioner

-http://politik.kompasiana.com/2013/05/22/prahara-pks-sampai-ke-mana-558231.htm

Penjelasan Mahfudz Siddiq mengenai Aset Mobil PKS




Ada yang bertanya kenapa kendaraan2 dinas PKS atas nama perorangan, bukan partai? Baiklah saya perjelas agar ceto welo-welo.

Kami ini bukan lembaga negara yang dibiayai APBN/APBD shg tidak boleh ada aset lembaga yang diatasnamakan perseorangan.

Kami juga bukan perusahaan yang semua aset bergerak dan tidak bergeraknya hrs tercatat dalam neraca dan laporan keuangan.
Karena semua aset perusahaan dibiayai oleh penghasilan usahanya. UU Parpol bahkan larang memiliki perusahaan.

Kami juga bukan Yayasan, sebagai badan hukum yang sekarang ini menjadi wajib pajak. Karena banyak yayasan profit-oriented.

Maka aset Yayasan hrs atas nama lembaganya, bukan perseorangan karena sebagai wajib pajak harus laporkan kekayaannya.

Kami juga bukan Ormas atau LSM, yang saat ini tidak diatur UU khusus sehingga tidak ada regulasi tentang sumber dana dan kekayaannya.

Sejumlah Ormas dan LSM yang didanai dari luar negeri sering dipersoalkan keabsahan dan transparansi pendanaannya.

Tapi kami adalah parpol yang diatur dalam UU tersendiri. Ada regulasi ttg sumberdana dan laporan keuangannya secara periodik.

Aset mobil (dinas) PKS diatasnamakan perorangan karena mengacu kepada kategorisasi kelembagaan tersebut. Meski bisa saja an partai.

Hindari pajak? Tentu tidak. Karena partai dalam UU bukan wajib pajak.

Hindari laporan harta kekayaan? Pasti tidak. Karena UU tidak meminta partai laporkan kekayaan. Tapi hanya keuangannya.

Kendaraan (dinas) PKS bayar pajak? Pasti. Semua punya BPKB dan STNK. Tidak ada yang mangkir pajak kendaraan.

Hindari pajak progresif? Tentu tidak. Karena ketentuan itu baru beberapa tahun, sementara kami punya kendaraan sejak 1999 bahkan juga sebelumnya.

Beberapa kendaraan yang berasal dari wakaf/hibah kader masih gunakan nama pemilik asalnya.

Kalau ada pengatasnamaan untuk lebih dari 1 kendaraan, ia pasti kena ketentuan pajak progresif.

Ada alasan lain? Ya pasti. Mobilitas fungsi kendaraan PKS tinggi. Dalam riwayatnya sebagian dihibahkan ke wilayah & daerah yanmembutuhkan .

Sehingga atas nama perorangan lebih mudahkan proses mutasi. Sebagai contoh bantuan mutasi beberapa kendaraan tuk NAD paska Tsunami.

Sebagian kendaraan juga dialihkan kepada kader2 tertentu yang mobilitas dakwahnya tinggi tp tak punya kendaraan.

Tapi ada alasan yang lebih mendasar. Sebagai badan hukum, parpol bisa bergantinama jika tak penuhi aturan Electoral Treshold.

Andai itu terjadi, maka semua aset atas nama partai akan ikut hilang legalitasnya. Harus balik nama sesuai nama baru partai.

Kok atas nama sopir? Baiklah saya memang harus terus lakukan taaruf agar makin jelas dan terbuka.

Mungkin saja ada aset kami atas nama orang2 yang sekarang bertugas sebagai sopir, satpam, kasir atau sekjen DPP.

Kami ini jamaah dakwah yang memandang dan perlakukan orang bukan dari posisi pekerjaannya. Sopir bisa lbh bertakwa dari pimpinan.

Secara organisasi, mereka punya kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dengan yang lainnya. Mau OB atau Presiden. Sama.

Bahkan secara jenjang keanggotaan, ada sopir DPP yang lebih tinggi dari seorang Wasekjen misalnya.

Di zaman nabi, Bilal seorang pria berkulit hitam asal budak. Miskin dan lemah pendidikan. Tapi dlm Islam ia dimuliakan.

Jadi keliru membuat "kasta" di PKS berdasarkan posisi dan jenis pekerjaan.

Semua staf yang ditugaskan membantu unsur2 pimpinan di PKS adalah mereka yang teruji komitmen organisasinya. Sopir diantaranya.

Jika anda datangi rumah seorang sopir PKS, bisa jadi hanya tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil. Tapi kok ada mobil atas namanya?

Baginya, mobil itu bukan harta kekayaannya. Tapi salah satu amanah dakwah yang dipercayakan kepadanya.

Sebagaimana dirinya yang siap ditugaskan sebagai da'i dan juga sopir seorang pimpinan/qiyadah dakwahnya. 

Tahun 1999-2004 ada seorang kader yang setia menyopiri seorang ustadz di Cirebon. Sekarang beliau menjabat Ketua DPD.

Jadi kosakata "sopir" bagi kami dan anda, sangat mungkin akan sangat berbeda. Kami menyebut kosakata itu tanpa ke-nyinyir-an.

Dulu kami punya Presiden partai yang sebelumnya seorang PNS dan tidak punya latar sebagai aktivis organisasi apalagi politik.

Berikutnya beliau pernah jadi menteri dan sekarang menjabat walikota. Biasa saja bagi kami.

Semoga para aktivis dan pejuang "kebebasan" benar2 bisa bebaskan pikirannya dari kelas2 sosial berbumbu merendahkan.

Kami akan tetap terbuka dengan ragam komentar Anda, karena itu akan jadi ruang terbuka kami berkomunikasi dengan Anda. Salam cinta!

Mau Tanya sama KPK


Ada yang janggal : Kasus suap impor sapi itu apa sudah terjadi wahai KPK?

Kalau sudah terjadi: Berapa kerugian negara dari suap impor sapi itu wahai KPK?

Nah yang janggal: Dari jutaan pemilik ponsel di Indonesia, mengapa KPK memilih menyadap HP AF?

Info awal bahwa AF akan menyuap LHI terkait impor sapi itu tahu darimana ya wahai KPK? Hebat sekali Anda.

Apa jangan2 KPK sudah menyadap seluruh ponsel yang ada di Indonesia? Atau hanya AF & yang terkait dia saja nih?

Kalau saya SMS sepupu saya : "Engkong gimana kabarnya? Apel dariku dah sampai?" - apa saya bisa ditangkap KPK nih?

Karena semua yang dibuka di pengadilan & yang beredar ini, kok infonya sepihak dari AF saja ya KPK? Anda kenal AF dari mana?

Maksud saya tadi: kalau ternyata suap impor sapi itu belum terjadi; kok KPK tahu bahwa AF akan melakukannya & melibatkan LHI/PKS?

Yang saya masih belum mengerti juga: dalam kasus suap impor ini kok belum ada pejabat negara selaku eksekutif yang jadi tersangka KPK ya?

AF makelar, LHI anggota dewan; mereka tidak bisa menentukan berapa quota impor, apalagi menentukan siapa2 saja importir-nya bukan?

Mereka berdua kan bisa mempengaruhi? Oke andai benar bisa pengaruhi; siapa yang dipengaruhi? Sudah jadi tersangka KPK belum?

Konon LHI bisa pengaruhi Suswono selaku Mentan yang kader PKS. Lho tapi kok Mentan justru minta kuota tdk ditambah? http://t.co/BqJ2MKhIM5

Malah Hatta Rajasa (HR) & Gita Wirjawan (GW) yang menambah kuota impor daging sapi? --> http://t.co/43gQvDMvZZ Kok tidak tanya PAN & istana?

Wah kasihan PT.Indoguna dibodohin AF, harusnya minta ketemu sama HR & GW yang bisa nambah kuota, bukan LHI. Betul khan KPK?

Lalu sekali lagi: ini pelaku korupsi kok swasta semua? Kalau korupsi Hambalang & Al Quran jelas; pejabat-nya kena KPK karena dari lembaga eksekutif.

Lha ini para swasta2 ini, tanpa eksekutif apa bisa merugikan negara? Dokumen2 tender & impornya kan mereka tak bisa buat? Betul tidak KPK?

Kok saya jadi curiga, jangan-jangan suap kuota impor daging ini cuma kasus akal-akalan saja. Bongkar yang benar ya KPK!

Dan sekali lagi yang menakutkan saya sebagai warga negara : kasus korupsi yang belum terjadi, kok KPK sudah bisa menyadap pelaku2-nya ya? AF, LHI.

Tahu darimana KPK bahwa AF akan melakukan kejahatan suap kuota impor daging sapi? Kenal AF darimana ya? Jangan-jangan?

Ingat, semua keterangan terkait suap kuota impor daging sapi ini berasal dari AF lho. Dulu Johan Budi bilang ada rekaman LHI-Mentan; ternyata tak ada.

Ini belum lari ke TPPU lho ya. Kita baru membahas kejahatan utamanya (apa istilahnya? predicate crime ya?). Nanti TPPU lain lagi janggalnya.

Mohon pencerahan bagi kita2 ini atas pertanyaan2 & kejanggalan2 yang kami lihat tadi ya bapak2 KPK.

Kasus LHI Sasaran Antara, Utama Bubarkan PKS

Penerapan sangkaan TPPU pada LHI adalah bukti kesewenang2an KPK mengingat predicate crime adalah suap.

Jalan praperadilan mungkin bisa dilakukan, mengingat setiap orang berhak atas dasar apa ia dipersangkakan. Ini hak azazi paling dasar.

Jika memang PKS mau melawan KPK, jangan tanggung-tanggung. Ibarat perang, organisasi serangan harus mantap.

Sekali ambil keputusan, jangan ragu apalagi sampai memikirkan citra yang selalu didengung-dengungkan ICW.

Dari awal kami sudah diduga bahwa kasus LHI adalah sasaran antara.

Target utama KPK sebenarnya PKS. Namun KPK bersembunyi dibalik kesan mengejar oknum2 di PKS.

Para pendukung KPK seperti ICW selalu menggiring respons PKS selalu begitu. PKS didorong jangan bela kader karena berjanji antikorupsi.

Dari pengenaan TPPU sebenarnya sudah terlihat sasaran KPK sebenarnya apa dan siapa?

Padahal pengenaan TPPU mengharuskan adanya predicate crime. Dalam kasus LHI predicate crime nya suap.

Suap yang sebenarnya belum sampai. Jadi tak masuk akal pula ada TPPU dalam kasus LHI ini.

Namun kejanggalan TPPU pada kasus LHI tertutupi karena dalam kasus Djoko Susilo juga dikenakan TPPU.

Opini yang tercipta, bila Djoko Susilo bisa dikenakan TPPU mengapa LHI tidak. Orang awam ini banyak tak mengerti.

Padahal kasus Djoko Susilo beda dengan kasus LHI. Kasus Djoko jelas predicate crime nya perkara simulator SIM.

Sangkaan TPPU bisa dikenakan pada Djoko pada harta yang diperolehnya setelah proyek simulator.
Pada kasus Djoko, pengenaan TPPU bisa sepanjang pada harta yang diperoleh Djoko setelah proyek simulator.

Pada kasus LHI, logikanya pengejaran harta LHI pada harta yang diperoleh setelah AF ditangkap KPK di Le Meridien.

Disinilah anehnya langkah KPK dalam kasus LHI. Kejar kemana2 sehingga tercipta opini merusak PKS.

Pengajuan pembubaran itu akan dilakukan seseorang yang meneruskan jalan yang sudah dibuka KPK.

KPK tak akan lakukan upaya pembubaran sendiri. Tapi hanya membuka jalan. Langkah berikutnya dilakukan pihak lain.

Pernyataan ICW soal pembubaran PKS bila terbukti TPPU, satu skenario dengan proyek pembubaran PKS.

Isu TPPU dan pembubaran PKS ini bila dibiarkan akan menjadi bola api.

PKS tidak ada pilihan harus melawan. Semoga dewan syuro PKS bisa membuat keputusan strategis yang bisa menyelamatkan PKS dari mainan ini.

Siapa Fathanah (bag.2)

Fathanah adalah nama palsu. Sengaja dipilih nama yang "islami" karena ada maksud dan tujuan. Sesuai dengan perannya sebagai asset intelejen.

Dugaan bahwa Fathanah atau Olong ini adalah asset atau agen yang disusupkan pihak tertentu ke PKS bukan tanpa dasar. Indikasinya kuat.

Sayangnya dubes Australia untuk Indonesia Mr. Greg Moriarty tidak pernah bersedia dikonfirmasi. Wajar. Mana ada negara asing yang mau akui.

Olong adalah eks Napi di LP Australia karena menyelundupkan 353 imigran gelap, mayoritas Irak pada tahun 1999.

Fathanah atau Olong setelah lama menjadi buronan interpol tertangkap di Thailand tahun 2008, dia dideportasi ke Australia. Hadapi ancaman hukum penjara 20 thn.

Olong/Fathanah kemudian diketahui hanya jalani hukuman tidak sampai 3 thn di penjara. Alasan resmi pemerintah Australia : Olong diampuni.

Alasan resmi pengampunan : Olong mengaku bersalah, minta maaf, bukan motif cari untung.
Motif sebenarnya : ada deal khusus Olong-Aussie.

Deal khusus Olong-Aussie itu mudah ditebak. Aussie butuh "asset" untuk bantu operasi intelejen di RI khususnya di komunitas Islam Indonesia.

Sejak peristiwa Bom Bali dan Kuningan (Aussie Embassy), Australia lipat gandakan sumber daya dan operasional intelejen khususnya di RI.

Bahkan Aussie tak sungkan2 bantu dana hibah ke RI. Sudah ratusan juta AUS$ dikucurkan ke RI untuk program2 terkait pemberantasan Terorisme.

Selain dana yang besar dihibahkah ke RI, bantuan teknis & non teknis juga selalu diberikan untuk RI. Semua ini pre-emptive bahaya terorisme.

Seperti halnya AS pasca 9/11 WTC, kebijakan Aussie terhadap Global Terroristme sama. Pindahkan medan perang terhadap terrorist ke negara asalnya.

Sehari sebelum LHI digelandang KPK, Dubes AS berkunjung ke KPK.
link-> kedatangan dubes as ke kpk

Olong alias Fathanah adalah salah satu mata rantai atau bagian dari grand strategy Aussie dalam perang melawan terorisme. Kenapa Olong?

Aussie tak akan mau rekrut Olong jika dinilai tak layak jadi asset. Olong akan dibiarkan membusuk mati di penjara. Tapi Olong bernilai.

Jaringan & relasi Olong di komunitas Islam cukup luas. Dia teman sekolah, sekampung, dekat, punya akses bagus ke petinggi PKS".

Kenapa mesti PKS? Kenapa tidak ke ormas, partai, organisasi atau komunitas Islam lainnya? Karena Olong paling efektif jika "ditanam" di PKS.

Juga karena partai, ormas, organisasi, komunitas Islam lainnya sudah ada "asset2" yang disusupkan. Mereka ada dimana2. Hal yang sangat biasa contohnya organisasi JIL.

Seseorang bisa saja jadi asset tanpa disadari. Tidak disadar sudah direkrut untuk kepentingan pihak luar. Namun, untuk Olong, tentu beda. Dia sadar.

Kedua : Untuk menghancurkan target (organisasi tempat dia ditanam). Ketiga : Deception atau pengalihan. Mengacaukan. Disinformasi, kontra.

Bagaimana dengan Fathonah/Olong? Dengan pelajari modus operandinya, jelas sekali bahwa Olong dijadikan asset untuk "menghancurkan PKS.

Modus Operandi Olong : masuk ke lingkaran inti kekuasaan PKS dengan mendekati LHI, Presiden PKS. Jauh sebelum LHI jadi Presiden PKS.

Strateginya dengan "menjual" hubungan emosional yang sudah ada sejak lama antara Olong dan LHI. Diperkuat dengan jalinan bisnis yang menguntungkan.

Modus berikutnya : menabur dan tinggalkan jejak kotor dimana2. Tentu tanpa sepengetahuan LHI dan elit2 PKS lainnya. Termasuk Anis Matta.

Di depan LHI, Anis Matta, elit2 PKS lain, Olong alias Fathanah ini PASTI bersikap dan perilaku terpuji, "al amin". Terpercaya. Amanah.

Tetapi, diluar sepengetahuan elit PKS, Olong punya dunia lain. Dia ciptakan dunia paradoks, kontras, beda 180% dengan dunianya di PKS.

Dia ciptakan, tabur, tinggalkan sebanyak mungkin "JEJAK KOTOR" yang nantinya akan mudah ditracing oleh KPK. Polri, kejaksaan dll.

Apakah Olong "bekerja sendiri" ? Tentu tidak. Seorang asset tidak mungkin bekerja sendiri. Dia didukung sebuah tim, baik langsung atau tidak".

Dalam operasi intelejen pasti ada person/ pihak penghubung ke "asset" seperti Olong / Fathanah ini. Juga ada pihak/person pemutus (Cut).

Pihak Penghubung tugasnya adalah
1) memberikan perintah
2) memasok logistik (uang, fasilitas dll)
3) beri info yang dibutuhkan asset.
4) menerima informasi dari asset
5) membantu menyelesaikan atau solusi masalah2 yang dihadapi asset, dst.

Untuk mengetahui Olong ini asset siapa? Bekerja untuk kepentingan siapa, PKS harus melakukan operasi kontraintelejen. Secepatnya.

Modus berikutnya : ketika Olong "ditangkap" KPK, saat itu adalah awal dari tahap 2 atau penghancuran total terhadap PKS.

Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi "KEBETULAN" pada saat Olong/Fathanah ditangkap dalam Operasi Tangkap Tangan KPK. Apa saja itu?

Peristiwa "KEBETULAN" yang mendahului, sedang terjadi dan akan terjadi, saat Olong mulai beraksi (ditangkap KPK) adlalah :
1) SBY ke LN
2) SBY, PD dan Cikeas lagi "dihujat", dikecam, dikritik habis2an terkait hasil KLB Bali
3) Kasus Korupsi Cikeas sedang didesak diusut KPK.
4) Kasus Sprindik sedang diusut dan berakhir antiklimaks
5) kecurigaan KPK sudah ditaklukan dan jadi alat politik represif istana terendus.

Dan banyak lagi peristiwa2/fakta2 yang ada saat Peran Olong sebagai Penghancur PKS mulai diaktifkan. Cermati saja. Watch out. Waspadalah.

"JEJAK KOTOR" Olong yang sengaja diciptakan dan ditaburkan, mulai diangkat ke publik satu per satu. Diblow up besar2an di media. Efektif!

Media2 tertentu sudah dipesan, dibayar untuk jadi "motor" pencipta, penggerak dan penggiring OPINI NEGATIF ke publik dengan strategi Khusus.

Mari kita Cermati : Olong >> Korup, Royal, Boros, Hedonis, Meterialis, Wanita2, Seks, Playboy, Amoral >> PKS >> Partai Islam >> Islam.

Tujuan antara >> PKS Hancur.
Tujuan akhir >> pelemahan Islam sebagai identitas, nilai2, komunitas dan agama >> MISSION HAS ACCOMPLISHED.

Olong berkawan dengan Oyom/BIN pos wilayah Sumut. Untuk mengetahui Olong ini asset siapa? Bekerja untuk siapa?

Untuk mengetahui untuk kepentingan siapa Olong bekerja, mudah saja. Lihat saja media2 tertentu yang menggoreng habis/blow up isu2 Olong tersebut.

Lihatlah bagaimana "jejak2 kotor" yang sudah dipersiapkan Olong itu kemudian diblow up habis2an oleh media yang mayoritas liberal dan anti pergerakan Islam untuk BENTUK OPINI.

Pesan : Hati2, cermati, be smart and wisdom memandang Kasus Olong dan LHI ini. Fokus saja. Jangan terperdaya.

Kenapa PKS jadi target? PKS = Partai "Islam" terkuat, terbesar, tersolid, kader militan, pny prospek jadi partai penguasa= BAHAYA.

Tiap kesukaran ada kemudahan, setiap masalah ada hikmah. PKS harus introspeksi & bersih diri, perkuat diri. Istiqomah.

Penetapan Tersangka Tanpa Didahului Pemeriksaan Dinilai Aneh


Penetapan anggota DPR Komisi I Bidang Pertahanan, Intelijen, Luar Negeri, Komunikasi dan Informatika, Luthfi Hasan Ishaq sebagai tersangka korupsi impor daging oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bisa menimbulkan kecurigaan di masyarakat.

Pasalnya, penetapan tersangka itu dilakukan tanpa adanya pemeriksaan terhadap yang bersangkutan terlebih dahulu.
Meskipun KPK bisa langsung menetapkan tersangka terhadap seseorang yang tertangkap basah melakukan transaksi korupsi, namun Luthfi tidak ada dalam penggrebekan yang dilakukan KPK itu.

Biasanya penetapan tersangka secara langsung kalau tertangkap tangan. Tapi kalau tidak tertangkap tangan jadi aneh kalau langsung tersangka. Karena yang tertangkap tangan ini orang lain.

Sebuah praktek suap dapat dikatakan sebagai tindak pidana apabila baik yang menyuap maupun yang hendak disuap telah mencapai kesepakatan.

Ketika seseorang berencana menyuap, belum tentu yang disuap mau menerima suap. Yang dinamakan suap itu sesuatu yang sudah terjadi.

Jebakan Batman Ahmad Fathanah Untuk PKS


1. Hari ini, hampir semua portal berita disesaki oleh pemberitaan Ahmad Fathanah (AF). Dari kisah playboynya sampai macam2 urusan cashflow.

2. AF adalah seorang calo yang terbiasa deket dengan orang2 parpol. Apapun, oleh AF ini bisa dijadikan duit entah itu pilkada atau urusan proyek.

3. Contoh kedekatan AF dengan petinggi partai lain adalah kedekatan dia dengan Ilham Arief Sirajuddin yang merupakan ketua demokrat Sulsel.

4. Bukti kedekatannya adalah, Ilham Arief Sirajuddin meminta AF untuk memediasi pencalonannya dalam pilkada sulsel dengan pihak PKS.

5. Bukan cuma mediasi. Ilham juga memberikan kepercayaan yang tinggi terhadap AF yaitu menitipkan uang biaya pilkada untuk PKS melalui AF.

6. Beritanya, http://t.co/9WhlA9Pacj. Sepintas tidak ada yang aneh, AF hanya menyalurkan uang dari Ilham ke PKS dengan sebuah cara.

7. Tapi jika anda jeli, kenapa tiba2 muncul transaksi cuci uang dari AF ke DPW PKS di Sulsel? Ada unsur jebakan yang dilakukan AF untuk PKS.

8. Jika AF hanya menyampaikan amanat biaya pilkada, tentu hal ini tidak akan jadi masalah karena uang itu sifatnya dari Ilham, bukan AF.

9. Tapi kenapa uang yang diberikan dari Ilham untuk PKS sekarang berubah menjadi uang hasil kejahatan dan merupakan bagian dari TPPU?

10. Kemungkinannya adalah AF mentransfer/beri uang hasil kejahatannya ke PKS Sulsel sedangkan uang yang dia terima dari Ilham dia kantongi.

11. Kenapa AF tak memberikan uang pemenangan titipan dari Ilham Arief Sirajuddin tersebut langsung secara langsung?

12. Cermati bagian ini, kemungkinannya adalah AF secara tak sadar tanpa maksud apa-apa hanya mentransfer uang yang ada di rekeningnya.

13.Kemungkinan lain adalah AF dengan sengaja mengirimkan uang hasil kejahatannya ke PKS dengan tujuan tertentu agar PKS tersangkut.

14. Karena kesalahan AF ini sekarang PKS secara institusi melalui DPW Sulsel telah tersangkut aliran dana hasil korupsi tersebut.

15. Sedangkan DPW PKS Sulsel hanya mengetahui dana yang diberikan melalui AF adalah dana pemenangan pilkada yang berasal dari Ilham Arif.

16. AF tidak memberikan uang pemenangan dari Ilham Arief Sirajuddin secara langsung, namun menukarnya dengan uangnya.

17. Dengan maksud & tujuan tertentu yaitu memberikan perangkap ke PKS agar tersangkut dalam sebuah masalah hukum yang dia sebagai aktor utamanya.

18. AF adalah calo yang berlindung dibalik nama PKS & bukan mustahil dia juga sering membawa nama partai lain untuk kepentingan pribadinya.

19. Secara nyata, keuntungan ysng dia peroleh dia gunakan buat hura-hura dengan para hareem cantik dengan bayaran tinggi.

20. Maharani, Ayu Azhari, Vitalia Sesha dan terakhir muncul lagi nama seorang perempuan lain yaitu Tri Kurnia.

21. Masing2 menerima 10 jt (Maharani), 20 juta + 1800$ (Ayu Azhari), Jazz+Chopard plus sejumlah uang (Seisha) dan Tri Kurnia yg terima mobil Freed.

22. Gaya hedon AF dengan perempuan2 yang tersangkut dengannya mematahkan dugaan bahwa AF adalah mesin ATM PKS. He works for himself!

23. AF hanya seorang makelar bergaya sosialita yang bekerja untuk memenuhi nafsu pribadinya. Contoh yaitu dihambur2kan untuk perempuan.

23. Jika ada aliran dana terhadap LHI, bukan berarti mereka bekerja sama dalam pencucian uang. Sama sekali tuduhan itu belum bisa dibuktikan.

25. Karena Adik Anis Matta sendiri terima dana sebesar 50 juta perak dari AF sebagai pembayaran dari uang yang pernah dipinjam AF.

26. Bisa jadi pinjaman AF ke Saldi Matta juga jebakan karena untuk sekelas AF dengan uang miliaran di rekeningnya, hanya meminjam uang sekecil itu?

27. Diduga AF sengaja meminjam uang, lalu dibayar memakai uang hasil kejahatan. Targetnya tercapai yaitu pihak lain tersangkut e,g Saldi.

28. Saldi Matta sebagai adik Anis Matta yg teraliri uang korupsi akan dipersepsi menjadi representasi orang PKS yang terima uang haram tersebut.

29. Aliran dana ke LHI menurut PPATK, aliran uang ke PKS Sulsel dan aliran dana ke Saldi Matta akan menimbulkan kesan PKS secara struktural.

30. Permainan AF yang royal terhadap banyak perempuanpun berimplikasi luas menyangkut ke PKS. Padalah istri AF menyatakan AF BUKAN KADER PKS.

31. AF dengan berbagai permainan kotornya telah berhasil mempersepsi publik seolah PKS secara struktural koruptif dan gila perempuan.

32. Terlihat pola yang dilakukan AF untuk menjebak beberapa orang PKS supaya terserat dengan sebuah masalah melaluinya.

33. Kemungkinan beberapa orang yang kena jebakan betmen adalah mereka yg terlampau percaya dengan performance AF

34. Dengan penampilan meyakinkan bak orang kaya, bergaya sosialita dan dipoles dengan mulut manis siapa yang tak percaya dgn profil AF?

35. Anis Matta mengatakan, konspirasi bisa terjadi manakala seseorang terlalu dekat dengan sumur sehingga orang mudah mendorongnya jatuh.

36. Tanpa mengabaikan fakta hukum yang sama2 kita ketahui, upaya penjebakan itu memang ada, bisa dianalisis secara sederhana.

37. Saat orang beramai-ramai mempersalahkan PKS & Misbakhun, kita kader PKS yang tetap pada standing poin bahwa Misbakhun nggak bersalah.

38. Buah dari keyakinan terhadap kasus Misbakhun adalah sebuah contoh yang akhirnya membawa sebuah kemenangan, Misbakhun bebas.

39. Ingat! When everyone is against you, it means you are absolutely wrong or you are absolutely right ~Guinon, Albert~

Keanehan Dalam Pemberian Suap AF-LHI


Pengakuan Elda (bos Indoguna) ke KPK. Elda kenalkan AF ke Indoguna. Elda kenal AF yg mengaku dekat dgn LHI pada September 2012.

Pengakuan Elda: Oktober 2012 ia bertemu AF di acara konfrensi yg membahas langkanya daging di Bali. Usai itu ia kenalkan AF dgn Indoguna.

Dari pengakuan Elda terlihat bahwa jarak waktu indoguna kenal AF dgn OTT (ops tangkap tangan) KPK hanya kurang dari 4 bulan.

Setelah kenal indoguna, tampaknya diminta bantuan AF agar dapat menaikkan kuota impor yg terus turun karena kebijakan swasembada mentan.

Perilaku AF sebagai makelar inilah yg kemudian diikuti KPK sampai OTT terjadi.

Perjalanan AF mencoba membantu indoguna, membuat AF berkali2 mencoba meminta bantuan LHI agar melunakkan sikap mentan suswono.

LHI yg satu sisi diamanatkan orangtua almarhum AF menjaga AF tampaknya kurang tegas menolak permintaan AF. atau AF ngotot krn sudah disiram indoguna.

Pertemuan medan januari 2013 adl upaya AF memperkenalkan indoguna dan elda ke LHI dan Mentan. Namun permintaan naik kuota ditolak.

Inilah yg aneh, kok setelah permintaan naik kuota ditolak, AF diberi uang oleh Indoguna (IU) agar diberikan ke LHI agar bisa diciduk KPK.

Namun bila diperhatikan pengembangan yg dilakukan KPK, keanehan itu terjwb. LHI-AF hanya sasaran antara. Menteri Pertanian lah sasaran utama.

Menteri pertanian sudah ditarget utk jadi tersangka kasus korupsi. Pertanyaannya, bolehkan penegakan hukum dilakukan utk target individu.

Tentu saja tidak boleh. Penegakan hukum yg menargetkan mentan menjadi tersangka adalah kezaliman.

Itu sebabnya penegak hukum harus bisa objektif dlm melihat sebuah pengaduan terhadap mentan dari mafia impor yg kecewa.

Kita mendukung pemberantasan korupsi dimana saja. Namun jgn pemberantasan korupsi justru menjadi perbuatan korupsi itu sendiri krn sponsor.

Oleh karena itu, marilah menjaga KPK dari upaya penunggangan utk kepentingan finansial (importir) dan politisi (jelang pemilu 2014).

Bila KPK tak bisa kita jaga dari hal tadi, maka negeri ini sungguh malang sekali nasibnya.

Pasalnya KPK lah harapan untuk pemberantasan korupsi. Tapi justru kini terancam jadi sumber korupsi karena kita gagal menjaganya.

Dorong lah KPK berani jujur dan objektif dlm memberantas korupsi dan tidak terjebab dlm intrik demi finansial dan politik.

Seperti slogan mereka kepada rakyat; Berani Jujur, Hebat. Maka kita buat pula slogan; KPK Jujur, Bangsa Hebat.

Pemberantasan korupsi tidak boleh ditunggangi untuk kepentingan finansial dan politik individu atau kelompok.

Kasus LHI dan Mentan, jika tidak hati-hati maka akan membuat KPK dilihat rakyat berada dlm posisi sebagai lembaga yg sudah ditunggangi.

Siapakah Sosok AF dibalik Misteriusnya Kasus LHI


1. Misteri Ahmad Fathanah. Dirinya jadi pusat & playmaker dalam sejumlah kasus korupsi Elit PKS.

2. Dimulai dari “tertangkap tangannya” AF ini dlm OTT (operasi tangkap tangan) KPK di Hotel Le Meridien Jakarta. Banyak keanehan2 mencuat pada kasus tsb.

3. Kami sdh pernah bahas banyak keanehan kasus yg lalu menyebabkan Presiden PKS LHI ditangkap dan ditahan KPK. Silahkan cek kultwit kami lg.

4. Atau jika anda mau dapat perspektif lain ..silahkan baca ini >> Keanehan Dalam Pemberian Suap AF-LHI http://t.co/N7rEMMevDg

5. Kami selalu coba lihat kasus LHI & elit PKS ini secara objektif dan out of the box. Ada bbrp alasan kami bersikap demikian.

6. Pertama : munculnya sosok AF di tengah2 pusaran kasus korupsi elit PKS ini SANGAT PANTAS dicurigai, diselidiki dan dibongkar tuntas.

7. Ahmad Fathanah ini sebelumnya pernah juga hampir berhasil menjebak dan menyeret LHI ke penjara terkait dgn proyek kerjasama mereka dgn Telkomsel.

8. Untungnya, kasus tsb berhasil dipetieskan di Polda Metro shgga LHI dan HNW (saat itu ketua MPR) yg mau diseret2 keterlibatannya, selamat.

9. Setelah 3 thn senyap. Tiba2 nama AF ini muncul lagi. Dlm kasus suap impor daging yg akibatkan LHI ditahan dan PKS gonjang-ganjing.

10. Kecurigaan bhw AF adlh “agen” yg ditanam di lingkungan PKS semakin merebak karena modus, record, motif & konstelasi politik RI saat ini.

11. Modus : AF selalu hadir/ada dlm setiap pusaran kasus korupsi PKS yg terungkap. Perannya : sbg pengumpan agar elit PKS terjerat.

12. Modus berikutnya : setiap kasus terkait AF selalu “dibumbui” dgn cerita2/kisah keterlibatan wanita yg dikesankan sbg pelacur, piaraan dsj.

13. Dengan modus ini AF atau mastermind-nya yg menjadi “majikan” AF berharap “kerusakan/kehancuran” atau daya rusak thdp PKS menjadi maksimal.

14. Bobot daya rusak ini ditambah lagi dgn “invisible hand” yg mengendalikan sejumlah media utk terus2an bangun opini negatif thdp PKS.

15. Apa motifnya? Ada 2 motif disini. Motif AF dan motif Majikan AF. Motif AF mudah dibaca dgn pelajari track recordnya.

16. AF atau dulu dikenal dgn nama Ahmad Olong (AO) pernah ditangkap krna tuduhan menyelundupkan 353 WNA mayoritas Irak ke Australia.

17. AF alias AO ini ditangkap di Thailand dan diekstradisi ke Australia dan kemudian menghadapi ancaman hukuman 20 thn atau seumur hidup.

18. Namun, sedikit org yg tahu apa yg sebenarnya terjadi pada diri AF saat dan pasca dijatuhi hukuman oleh pengadilan Australia itu.

19. Kita tdk tahu knp AF yg hrsnya jalani vonis 20 thn di penjara Australia, tiba2 muncul di Indonesia, seolah2 tanpa ada masalah apapun.

20. Dalam dunia politik, sangatlah biasa/umum jika tiba2 saja seorg tahanan dilepas meski masa hukumannya masih sangat lama.

21. Pembebasan tsb tanpa mekanisme grasi, amnesti atau abolisi. Melainkan melalui “deal2 khusus” yg disepakati Napi itu & pihak “tertentu”.

22. Hampir dapat dipastikan AF keluar dari Penjara Australia karena adanya “deal khusus” ini. Siapa pihak tertentu yg “bebaskan” AF?

23. Analisa siapa pihak tertentu tsb nanti kita bahas. Kita analisa saja dulu misi dan “user” AF saat ini. Mudah dibaca & dicermati.

24. Dari modus dan track record AF, lalu dikaitkan dgn konstelasi politik RI saat ini, kita dapat tebak pihak mana yg “diuntungkan” oleh AF.

25. Misi AF sangat jelas : MENGHANCURKAN PKS melalui isu korupsi, amoral (wanita2 tak jelas itu sbg senjata) dan pembentukan persepsi publik.

26. Siapa yg paling diuntungkan dgn semua “prahara” yg disebabkan AF ? 1) Istana & PD 2) pihak2 yg terlibat korupsi Century 3) partai2 lain.

27. SBY & RING 1nya sdh lama sangat kesal dgn PKS. Meski PKS adalah mitra koalisi, tapi PKS tetap kritis thdp SBY & kasus2 korupsi istana.

28. PKS tercatat sbg inisiator pembongkaran korupsi Century & rencana pansus Mafia Pajak yg nyaris menjatuhkan kekuasaan SBY & Budiono.

29. Kemarahan SBY and his gank thdp PKS sebenarnya sdh diubun2. Tdk tertahankan. PKS selalu jadi ancaman bagi SBY-Budiono -PD - sekutu2nya.

30. Namun, bukan SBY namanya jika tdk tahu cara menjatuhkan atau menghancurkan PKS secara elegan. Beliau ahli strategi. Jenius dlm siasat.

31. Meski PKS sdh menjelma jadi anak nakal di mata SBY, “hukuman” thdp PKS yg kelihatan di mata publik selalu “terarah & terukur”.

31. Meski nyaris kalah dlm voting usulan Pansus Mafia Pajak, SBY hanya menghukum ringan PKS dgn mencopot 1 menteri PKS saja. Kamuflase.

33. Disisi lain, SBY diam2 bangun “deal2 khusus” dgn Gerindra yg sdh berkhianat di voting Pansus Mafia Pajak DPR dgn menyebrang ke kubu SBY.

34. Banyak pihak yg heran ketika SBY “tidak berikan kompensasi” apapun atas jasa pengkhianatan Gerindra pada voting Pansus Mafia Pajak tsb.

35. Bagi kami hal itu hny memperjelas posisi Gerindra sbg “partai oposisi seolah2” yg pny ruang gerak yg bebas menyelusup ke “musuh2 SBY”

36. Kembali ke AF. Ketika PKS lengah thdp ancaman yg mengintai, disanalah AF sbg “NOC” alias “agen tidur” dibangunkan utk misi khusus.

37. Mari kita lihat rangkaian skenario yg dijalankan. LHI dijemput paksa saat SBY “kebetulan” berada di pesawat otw ke Timur Tengah.

38. Sangat kentara/vulgar/kasat mata, upaya penjemputan paksa dan penahanan LHI itu oleh KPK. HARUS MALAM ITU JUGA. Pdhl LHI tdk kena OTT (operasi tangkap tangan).

39. Kenapa treatment atau perlakuan KPK thdp LHI itu berbeda dgn TSK2 korupsi lain yg tdk terkena OTT? Knpa harus ditahan malam itu juga?

40. Kami dulu sdh pernah membahas tuntas motif dan tujuan KPK tsb. Intinya : agar PKS tidak bisa tekan/lobi SBY utk selamatkan LHI!

41. SBY punya alibi. Dia sdg di pesawat. Tak bisa terima telpon dari Ketua DS PKS yg selama ini hotline dgn SBY.

42. Ketika LHI sdh TSK dan sdh meringkuk di tahanan KPK, meski ditekan habis oleh Ustd Hilmi, SBY bisa mengelak dgn katakan : TDK BISA LAGI.

43. Keanehan berikutnya adalah : OTT KPK pada AF TIDAK DIKETAHUI oleh Abraham Samad selaku ketua KPK. Ini operasi Bambang Widjojanto (BW) sendiri. Why? Kok?

44. SBY dan BW punya “kepentingan atau benang merah” yg sama jika dihadapkan dgn isu korupsi Century. Mereka berdua TDK MAU kasus ini TUNTAS.

45. Disisi lain, pimpinan KPK yg paling ngotot mau tuntaskan kasus korupsi Century via jalur hukum adalah Abraham Samad.

46. Plus, Samad dikenal dekat dgn PKS via senior dan mentornya yg tokoh PKS : Tamsil Linrung. ketua KPK ini juga sebelumnya dikenal “Pro PKS”

47. Untuk memastikan operasi penghancuran PKS (dan juga partai2 lain) via tangan KPK, Samad harus dilumpuhkan secara total. Dia penghalang.

48. Entah karena “kebodohan” atau jebakan2 yg dibuat khusus utk Samad memang sangat canggih. Samad pun akhirnya tumbang. Skrg jd “ayam sayur”

49. Bagi SBY dan PD, tidak ada jalan lain utk selamatkan PD dan masa depannya kecuali dgn menghancurkan partai2 lain sehancur2nya, via KPK.

50. Pertanyaannya? Dari mana atau siapa yg mengoper AF yg “asset” pihak/negara tertentu tsb agar bisa dimanfaatkan istana?

51. Kisah AF ini msh panjang. Targetnya hancurkan PKS jg blm maksimal. Nanti kita buka, sejelas2nya.