AWAS! Masih Ada Ahmad Fathanah Lainnya

Sebuah info menyatakan bahwa sejak 2006 operasi intelijen telah bekerja di tubuh PKS.

Kenapa PKS jadi sasaran? Karena PKS punya sistem organisasi mirip dengan PKI; secrecy, compartmentally, sacred fact. Hanya ada 4 jenis organisasi di Indonesia yang punya karakter tersebut; TNI-Polri, BIN, PKI, dan PKS. Memangnya salah apa jika punya sistem organisasi seperti itu? Salah besar, karena dengan sistem tersebut menjadi JAMINAN melakukan penguasaan negara, cepat atau lambat. Lihatlah Arab Spring yang menguasai jazirah Arab saat ini, juga PKI yang pernah berkuasa dan menang mutlak tahun 60-an, komunis China yang tengah menggeser USA jadi penguasa dunia, semua ditopang sistem tersebut. Jadi sebelum ramalan itu jadi kenyataan, jalankan program bumi hangus rahasia atau clandestine!

Ahmad Fathanah

Kembali ke AF lagi, titik terang track record-nya belakangan terkuak satu per satu. Di Makassar AF terkenal sebagai pengusaha “hitam”.  AF pernah tertangkap staff federal Australia di Bangkok Thailand tahun 1999 saat hendak melakukan human trafficking ke Australia. Hukuman seharusnya 20 tahun, namun tahun 2004 sudah dilepas dari penjara Barrimah Darwin. Diduga 5 tahun tersebut kompromi 'otoritas' intelijen RI dan Australia. Tidak mungkin seorang narapidana international bisa dilepas agent federal jika tanpa 'jual-beli' dan 'bukan sesama kawan'.  Dengan model penahanan AF, bisa dipastikan model rekrutmennya adalah motif Compromise.

Perlu diketahui, model rekrutment seorang agent biasanya dengan 6 jenis :
·     Money, seorang agent direkrut karena ketertarikan dengan uang dan fasilitas.
·     Ideology, seorang agent dapat direkrut karena memiliki kesamaan ideology, misal karena ingin membela negara, berbakti pada Presiden, dan sejenisnya.
·    Compromise, agent direkrut karena kelemahan/kesalahannya dimiliki pihak lain, sehingga jika ingin urusan lancar maka harus berkompromi. AF direkrut dengan motif ini, karena ada kartu As yang dipegang pihak federal. Mungkinkah ada jaringan dari pihak intelijen Indonesia yang berkolaborasi dengan pihak federal Australia? Secara logika, bagaimana mungkin agent federal Australia mau melepas AF jika tidak ada “pihak penanggung” di Indonesia? Siapa “pihak penanggung” tersebut?
·     Ego, ini para agent yang direkrut karena factor ego. Misal kasusnya Letkol Sudaryanto yang tertangkap tangan menjadi pemasok data-data negara ke pihak Rusia.
·     Revenge, motif agent yang ingin balas dendam. Misal para veteran tentara Irak bekas perang Irak-Iran yang direkrut Amerika untuk memata-matai fasilitas nuklir Iran.
·     Coercion, perekrutan agent dengan model pemaksaan. Misal para tawanan perang, hanya ditawari dua pilihan dipenjara atau jadi agent.

Mengamati cara kerja operator AF yang langsung menempel ke jantung pertahanan lawan, Presiden Partai, bisa dipastikan dia tidak bekerja sendirian. Pasti ada support team yang bekerja di belakangnya. Setidaknya ada agent logistic yang membantu pendanaan, seorang Intelligence Officer (IO) sebagai pengendali/User, serta seorang Analyst yang support pada strategi makro.

Rabu tengah malam (29 Januari 2013) setelah LHI ‘dijemput’, saya langsung menelpon seorang penyidik KPK, konfirmasi salah/tidak adegan sinetron yang sedang saya tonton? Diujung telepon terkonfirmasi bahwa itu benar dan nanti bukti-bukti akan dibuka satu per satu di pengadilan. Saya langsung teringat proses kasus Antasari Azhar karena sangat mirip pola ‘battle game’ yang dimainkan. Selalu ada peran sebagai logistic man yaitu SHW, seorang IO yaitu WW, dan seorang Analyst sebagai otaknya yang sampai saat ini belum ditemukan. Beruntung di kasus LHI masih ada ‘Ten Million Girl’ si Maharani yang sedikit menghambat pergerakan AF, membuat loyo sang agent lebih dahulu, sehingga belum kesampaian menyerahkan uang. Bayangkan jika tidak ada Maharani, maka skenario operasi akan tersambung sangat rapi.

Asumsi awal saya AF ‘baru operasi’ ke LHI, tapi ternyata sejak tahun 2004 sudah pernah langsung operasi pedekate. Namun operasi itu gagal dan LHI lolos dari jerat hukum kasus penipuan yang dilakukan AF di PT. AJS di tahun 2005. Jika demikian maka sebenarnya skenario operasi seri A, B, C, D, bahkan E telah disiapkan. Sangat mungkin secara logika, skenario operasi lainnya tidak hanya terjadi pada LHI, namun hingga belasan nama yang setidaknya sampai saat ini pernah dibahas Majalah Tempo di eksekutif dan legislatif.

Operasi Rahasia/ Clandestine

Mengapa saya menilai sedang ada operasi Clandestine di PKS? Bukan sekedar infiltrasi biasa atau desepsi pembusukan saja? Mari sejenak menengok salah satu budaya organisasi PKS.
Sebagai organisasi yang modern, PKS lahir dari para intelektual kampus dengan tingkat intelijensi dan pemahaman medan yang mumpuni. Basis ideology dan pengetahuan yang luas membuat system organisasi tertata rapi. Dengan system kaderisasi kompartemensi sangat susah untuk menerobos psikologi massa PKS dengan hanya melempar propaganda sebagaimana operasi di organisasi lain. Operasi Infiltrasi tetap bisa dilakukan, namun akan memakan waktu sangat panjang dan melelahkan karena harus melewati pentahapan system yang berjenjang rapi. Padahal intelijen harus berburu waktu dengan Pemilu 2014.

Bicara tentang infiltrasi, saya jadi teringat seorang dosen dari lembaga pencetak agent yang pernah dicalonkan PKS sebagai anggota legislatif dari dapil Sumatra, untung gagal suara. Dahulu yang bersangkutan setelah turun jabatan dari Ketua BEM UI pernah membuat ramai dunia persilatan kampus . Sang dosen ini sangat dekat dengan mantan Kapolda Metro Jaya berinisial NJ. Secara logika, mungkinkah guru kungfu bukan seorang pendekar kungfu? Mungkinkah dosen agent bukan agent handal? Dengan prinsip agent adalah single user, siapakah User sebenarnya? Mari kita bertanya pada sang dosen yang bergoyang.

Operasi Desepsi yaitu pembusukan dari dalam juga pernah dilancarkan dengan maraknya gerakan Forum Kader Peduli beberapa waktu lalu, namun imunitas organisasi masih bisa meredamnya. Satu-satunya cara paling memungkinkan yaitu operasi rahasia/clandestine yang bertujuan untuk membumi-hanguskan organisasi. Dengan ketiadaan tokoh sentral di PKS, maka sasaran tembak harus diarahkan pada banyak titik hingga bisa lumpuh.

Dalam hal ini titik kelemahan PKS ada dimana? Ada beberapa profile psikologis kader yang dimanfaatkan dengan baik oleh para Analyst intelijen. Sebelum melakukan operasi apapun, intelijen melakukan banyak analisa menyeluruh untuk mengetahui kelemahan lawan; analisa medan, analisa psikologis, analisa statistic, dan sebagainya.
Factor husnudzonitas/keberbaiksangkaan individu PKS sangat tinggi. Di satu sisi ini menjadi kekuatan, namun di sisi lain menjadi kelemahan. Dalam kasus LHI, husnudzon yang tinggi pada sosok AF membuat kewaspadaan menjadi turun. Termasuk pengusaha yang baru dicekal KPK yaitu AZ, yang bersangkutan pernah mengaji langsung pada LHI.

Banyak pihak memberi masukan tentang pengusaha AZ ini, namun husnudzonitas LHI lebih tinggi untuk menerimanya sebagai ‘murid yang bertaubat’. Tidak menutup kemungkinan tokoh-tokoh PKS yang lain tanpa sadar tertempel ‘benalu-benalu’ lainnya.

Factor kedua adalah adanya kader yang silau harta. Saya tidak menutup mata banyak kader yang tingkat ekonominya ketika di kampus sangat kesusahan. Namun ketika masuk dalam lingkaran eksekutif atau legislative tiba-tiba melejit 1800. Profile psikologis beberapa kader yang tamak dan tidak sabar dalam urusan duniawi ini ditangkap dengan sangat baik oleh para intelijen analyst. Walau hanya beberapa orang, namun sudah cukup sebagai sasaran tembak yang empuk.

Kombinasi faktor benih operasi para intelijen dipupuk dengan  kelemahan psikologis massa kader membentuk pintu masuk skenario yang bagus. Secara teoritis skema ini juga dijalankan oleh para agent CIA, Mossad, maupun M16, wajar jika intelijen kita yang bermazhab sama memakainya juga. Dalam buku Confession of An Economic Hitman karangan John Perkins, peran agent-agent CIA dalam membuat skenario jebakan intelijen serupa terlihat jelas. Untuk membuat skenario-skenario tersebut, mereka bersandar pada teori Lloyd yaitu ;

Threat = Vulnerability x Intention x Capability x Circumstances

Jadi Ancaman (T) itu adalah perkalian faktor dari Kelemahan (V), Niat (I), Kemampuan (Ca), dan Lingkungan (Ci). Secara teoritis PKS menjadi ancaman karena diramalkan akan berkuasa. Oleh karena itu harus ada faktor yang di-zero-kan, entah itu V, I, Ca, atau Ci sehingga ancaman menjadi NOL. Niat (I) tidak mungkin di-zero-kan karena tujuan parpol salah satunya adalah untuk berkuasa. Kemampuan (Ca) juga tidak akan bisa, karena PKS memiliki banyak kader dengan tingkat kemampuan tinggi untuk mengatur urusan publik. Lingkungan (Ci) juga terlalu susah, karena faktor lingkungan eksternal yaitu demokrasi pasca reformasi memberi ruang yang seluas-luasnya bagi siapapun untuk berkreasi. Belum lagi faktor internal PKS sebagaimana yang saya jelaskan diawal sangat sulit untuk ditembus dengan cara-cara konvensional. Yang paling memungkinkan adalah memainkan faktor Kelemahan (V). Dicari kelemahan kader yang paling memungkinkan untuk operasi clandestine. Akhirnya ketemu di urusan harta.

Dalam sebuah operasi clandestine pada organisasi sebesar PKS, tidak mungkin dilakukan dengan satu atau dua sel intelijen yang bergerak. Ibarat sasaran tembak yang besar, dibutuhkan banyak tembakan pada bagian-bagian vitalnya. Pasti beberapa sel intelijen bergerak menyerang memanfaatkan titik lemah kader di atas. Meskipun antar sel tidak saling mengetahui, saya yakin jika di antara mereka bertatap pandang pasti langsung tersenyum satu sama lain, “Teman gw ini!”. Di antara agent sudah jadi hal jamak saling bisa mendeteksi “kawan” dengan hanya bertatap mata. Karena tatapan mata tajam khas seorang agent itu terbaca sebagai salam, layaknya kita bertegur Assalamualaikum.

Dengan segala asumsi tersebut, saya yakin masih banyak Ahmad Fathanah lain yang bebas bekerja dan tidak terdeteksi dalam tubuh PKS. Tugas organisasi adalah memastikan bahwa segala tipu daya mereka akan mandul karena para kader memiliki keyakinan penuh pada Sang Maha Membuat Tipu Daya. Kemudian keyakinan tersebut diturunkan dalam program yang nyata.

Rekomendasi
Dengan baru tertangkapnya AF, saya meyakini sel-sel intelijen yang lain pasti masih bekerja di tubuh PKS. Mungkin sebagian akan hibernate. Masih banyak kasus di KPK yang menunggu giliran diungkap dengan pintu masuk kasus LHI. Artinya pandora operasi intelijen masih sangat mungkin terbuka satu per satu. Oleh karena itu ada beberapa hal urgent dan mendesak segera yang semestinya dilakukan PKS secara organisasi;

1.   Melakukan Clearance Programs secepatnya. Lakukan screening tertutup terhadap semua orang di sekeliling pejabat tinggi partai, kader eksekutif, dan kader legislative yang dicurigai suspect agent aktif. Para staff ahli, ajudan, pengawal, maupun sekretaris pribadi  harus lincah memetakan orang-orang yang berinteraksi dengan para kader tersebut. Lalu lakukan cross check tertutup pula. Di tingkat lanjut, program Clearance dijalankan pula untuk semua kader di setiap tingkatan. Dengan begitu satu firewall telah terbangun.

2.    Evaluasi internal besar-besaran. Dengan status cegah imigrasi RH, tidak menutup kemungkinan merembet ke nama-nama lain, evaluasi kader terindikasi bersalah mutlak dibutuhkan. Tegakkan punishment secara adil jika memang terbukti kader bersalah. Karena efek psikologis keadilan berjamaah akan menyuntik motivasi kembali bagi para kader di akar rumput setelah tertohok di ulu hati kemarin. Jika perlu Ghost Protocol-kan kader-kader yang nakal tersebut, jangan justru dilindungi.
Untuk program jangka panjang seperti analisa saya terdahulu, set up program melek intelijen. Entah berupa pemberian materi intelijen dasar atau dibuat semacam Badan Diklat khusus kajian intelijen. Intinya adalah membangun early warning system secara sistematis dan rapi ditingkat organisasi. Bagaimanapun, para agent pasti akan bekerja, itu sunnatullah. Periuk dapur nasi mereka sangat tergantung dari pekerjaan ini. Jika PKS tidak ada niat untuk melakukan kontra intelijen, maka sama saja menyerahkan leher berkali-kali untuk di gorok. 

Saat ini nasi sudah menjadi bubur, tak elok rasanya jika masih menangisi indahnya nasi yang sudah berubah bentuk. Lebih baik segera siapkan kuah yang gurih, suwiran ayam, kedelai goreng, kerupuk, lada, dsb untuk membuat bubur ayam yang lezat. Saatnya mind set berubah, bahwa sekarang era pertempuran intelijen. Kemenangan Jokowi di Pilkada DKI dengan War Room and Operations Command ala intelijen desain Prabowo adalah salah satu buktinya. Siapa yang lebih cerdas, dia pemenangnya. Beranikah engkau menjadi panglimanya wahai Anis Matta?
Waallahu a’lam bishshowwab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar